Presiden: Rawat Indonesia tanpa Bedakan Suku dan Agama

josstoday.com

Presiden Jokowi

JOSSTODAY.COM - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar baik dari jumlah penduduk, suku, agama, adat dan tradisinya. Sebagai bangsa yang besar, kata Jokowi, sepatutnya bangsa Indonesia harus bersyukur atas anugerah yang Tuhan berikan.

"Inilah kesadaran yang harus kita miliki bahwa negara kita Indonesia diberikan anugerah oleh Allah, yang memang berbeda-beda, dari Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote," ujar Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara penutupan Kongres Luar Biasa (KLB) PKPI di Wisma Sekar Wijaya Kusuma, Jakarta Timur, Senin (14/5).

Jokowi menyebutkan jumlah penduduk Indonesia sampai saat ini sudah mencapai 263 juta yang tersebar di 17.000 pulau. Indonesia juga, kata dia, memiliki 714 suku yang berbeda agama, adat dan tradisi. Bahkan Indonesia memiliki 1100 bahasa daerah.

"Betapa negara kita memang negara yang majemuk, negara yang beragam. Negara besar yang majemuk dan beragam," tandas dia.

Jika dibandingkan dengan negara lain, kata dia Indonesia sangat berbeda. Dia menyebutkan Singapura yang hanya memiliki 4 suku dan Afganistan yang hanya memiliki 7 suku bangsa.

"Saya juga pernah terbang dari Banda Aceh ke Wamena, banyaknya waktu yang dibutuhkan menempuh dari ujang Barat ke Timur Indonesia 9 jam 15 menit. Itu kalau kita terbang dari London di Inggris, menuju ke Timur, sampai di Istanbul, di Turki. Itu melewati 6,7, 8 negara," cerita dia.

Dengan kondisi seperti itu, Jokowi mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga bersama-sama negara Indonesia tanpa harus melihat perbedaan suku, agama dan tradisi.

"Marilah kita jaga bersama-sama, rawat bersama negara kita ini, tanpa membeda-bedakan suku, tanpa membeda-bedakan agama, tanpa membeda-bedakan adat dan tradisi yang kita miliki," imbuh dia.

Lebih lanjut, Jokowi juga mengingatkan akan adanya momentum besar di waktu mendatang, yakni Pilkada Serentak 2018 di 171 daerah dan pemilu serentak antara Pileg dan Pilpres 2019. Dia mengimbau agar perbedaan pilihan politik di Pilkada dan Pemilu tidak membuat negara yang besar menjadi retak atau pecah.

"Jangan sampai karena pilihan bupati, pilihan walikota, pilihan gubernur, pilihan presiden dan wakil presiden dalam pesta demokrasi, kita menjadi retak, tidak saling sapa antara sesama tetangga, tidak saling sapa antara teman, tidak saling sapa antara suku, antara kampung, antara desa. Jangan sampai itu terjadi," tegas dia.

Dalam konteks ini, Jokowi menyoroti tugas partai politik dalam menjaga Indonesia tetap utuh dan bersatu. Parpol, kata dia harus memberikan pembelajaran agar menjaga kedewasaan, etika dan sopan santun dalam berpolitik.

"Berikanlah pencerahan-pencerahan kepada masyarakat bahwa kita ini berbeda pilihan tidak apa-apa, tetapi setelah coblos harus rukun kembali. Jangan sampai di bawah bertahun-tahun," kata dia.

Selain itu, Jokowi juga berharap partai politik bisa menghentikan sikap saling mencela, menghina, mencemoohkan bahkan menyampaikan ujaran kebencian di media sosial hanya karena berbeda pilihan politik. Parpol, kata dia, harus menyadarkan masyarakat bahwa kita ini saudara sebangsa dan setanah air.

"Kita harus membawa masyarakat tidak saling curiga, gambang mengeluarkan kata-kata kebencian, mestinya mengajak untuk berpikir positif terhadap hal apapun, berpikir penuh dengan kecintaan terhadap saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air, selalu berprasangka baik," ungkap dia. (gus/b1)

Presiden Jokowi