RI-Peru Dorong Peningkatan Perdagangan

josstoday.com

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsud bersama Menlu Peru, Néstor Francisco Popolizio Bardales

JOSSTODAY.COM - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, telah melakukan kunjungan kerja ke Peru, Rabu (23/5), dengan agenda utama bertemu Menlu Peru, Nestor Popolizio Bardales. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan bilateral pertama pada tingkat menteri luar negeri sejak Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Peru pada 12 Agustus 1975.

Dalam pertemuan tersebut, kedua negara sepakat melakukan perundingan perjanjian perdagangan berupa trade in goods. Ke depan, perjanjian tersebut akan dilengkapi dengan perjanjian di bidang investasi maupun jasa.

Menlu Retno menyatakan walaupun nilai perdagangan kedua negara terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, nilai tersebut masih kecil dan belum merefleksikan peluang kerja sama bilateral kedua negara. Melalui perundingan perjanjian perdagangan yang akan dimulai pada Juni 2018, peningkatan perdagangan kedua negara dapat didorong, tidak hanya perdagangan barang tetapi juga jasa dan investasi.

Nilai perdagangan Indonesia-Peru pada tahun 2017 merupakan yang tertinggi sejak 10 tahun terakhir, yakni sebesar US$ 386,2 juta atau meningkat 40,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2016 (US$ 275,06 juta). Ekspor utama Indonesia ke Peru, di antaranya biodiesel, kendaraan penumpang, alas kaki, mesin cetak, mesin industri baja, tekstil, dan produk kertas.

Kedua menlu juga menyepakati tindak lanjut beberapa bidang kerja sama, seperti kerja sama di bidang perikanan, pariwisata, lingkungan hidup, dan penanggulangan narkoba melalui program konversi tanaman koka.

Kedua menlu juga menyepakati pentingnya perjanjian perdagangan antara dua negara. Indonesia? mengusulkan pembuatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dilakukan secara bertahap, dimulai dengan Trade in Goods Agreement (TIGA).

Selain itu, Menlu Retno menyampaikan pentingnya bekerja lebih keras untuk meningkatkan interaksi antara pengusaha dan melakukan diversifikasi produk dalam perdagangan kedua negara. Untuk itu, Menlu Retno mengundang pengusaha Peru untuk hadir di Trade Expo Indonesia (TEI) pada Oktober 2018 dan menyampaikan rencana keikutsertaan Indonesia pada Expoalimentaria and Mistura Food Festival di Peru tahun ini.

Selain kerja sama perdagangan, kedua menlu juga membahas upaya untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertanian, perikanan, dan sosial-budaya. Indonesia dan Peru juga telah memiliki pengaturan bebas visa bagi pemegang paspor biasa, paspor dinas, dan paspor diplomatik.

Di luar isu bilateral, kedua menlu juga bertukar pikiran mengenai berbagai isu kawasan dan global. Beberapa isu yang menjadi perhatian terkait dengan masa?lah pengungsi dari Venezuela dan Rakhine State, upaya untuk mengatasi penggunaan senjata kimia, serta isu-isu yang menjadi perhatian di Dewan Keamanan PBB.

Peru menyampaikan dukungan terhadap pencalonan Indonesia di Dewan Keamanan PBB, yang pemilihannya akan dilakukan pada 8 Juni 2018.

Terima Penghargaan
Saat kunjungan ke Peru, Menlu Retno juga menerima penghargaan "El Sol del Peru" atau "The Sun of Peru" dengan peringkat "Grand Cross" dari Pemerintah Peru. Penghargaan tersebut diberikan saat Menlu Retno melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Peru, Néstor Francisco Popolizio Bardales, di Torre Tagle.

Penghargaan "El Sol del Peru" diberikan kepada Menlu Retno atas upayanya dalam memajukan hubungan dan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Peru, sejak ia menjabat sebagai direktur jenderal (dirjen) Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri.

Ketika menjabat dirjen Amerika dan Eropa, Menlu Retno mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan kerja sama bilateral Indonesia-Peru, termasuk membentuk mekanisme dialog bilateral kedua negara. Menlu Retno merupakan orang Indonesia pertama yang diberi penghargaan tersebut.

Penghargaan yang diterima Menlu Retno adalah penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Peru kepada warga sipil, baik warga negara setempat maupun warga negara asing, atas jasa dan kontribusi mereka kepada Peru. Beberapa nama yang telah menerima penghargaan ini sebelumnya, antara lain Kaisar Akihito, Lee Hsien Loong, Dimitry Medvedev, Donald Tusk, Ban Ki moon, dan Sergey Lavrov.

Menlu Retno menyampaikan bahwa ia menerima penghargaan atas nama rakyat Indonesia, para diplomat Indonesia, dan rekan kerja di Peru yang selama ini telah bekerja keras dan memberikan komitmen bersama untuk terus meningkatkan hubungan dan kerja sama Indonesia-Peru ke tingkat yang lebih tinggi.

“Perjalanan hubungan bilateral Indonesia-Peru tidak mudah, tetapi perjalanan menuju Machu Picchu juga tidak mudah. Dengan penghargaan ini, Insyaallah menumbuhkan semangat lebih besar sehingga hubungan Indonesia-Peru dapat mencapai ketinggian seperti Machu Picchu,” tutur Menlu Retno saat menerima penghargaan tersebut. (gus/b1)

Menteri Luar Negeri