PT Garam: Penyerapan Garam Rakyat Dilakukan Secara Proporsional

josstoday.com

Para pekerja di atas tumpukan garam di gudang PT Garam Telogomas, Gresik. (Foto: Irfan)

BUMNTODAY.COM – Direktur Operasional PT Garam, Hartono mengatakan bahwa penyerapan garam rakyat dilakukan secara proporsional, sesuai dengan kemampuan produksi di setiap walayah. Penentuan jumlah penyerapan itu didasarkan pada data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Kalau yang paling besar produksinya itu di Kabupaten Sampang. Sekitar 25 - 30 persen. Sedangkan Gresik sama dengan Pamekasan. Yaitu 10 ribu ton,” kata Hartono disela-sela kegiatan penyerapan garam rakyat di Gudang Pergaraman PT Garam di Telogomadu, Gresik, Kamis (2/8/2018).

Tahun ini PT Garam (Persero) menargetkan menyerap garam rakyat 124 ribu ton PT Garam (Persero). Penyerapan tersebut dijalankan dengan memanfaatkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 204 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Hartono mengatakan, saat ini PT Garam memiliki 16 gudang. 11 gudang ada di Madura dan selebihnya ada di Rembang Cirebon, Pati dan Gresik. Setiap gudang ini memiliki kapasitas sekitar 5000 ton.

“Jadi kalau di total, dari gudang ini bisa menghasilkan 80.000 ton. Tapi ini kita tidak timbun. Sifatnya revolving. Kalau yang di Jawa Tengah, kita kerja sama dengan pihak KKP,” terangnya.

Dia menjelaskan, agar penyerapan garam rakyat berjalan dengan baik dan lancar, PT Garam membentuk Satgas PGR (Penyerapan Garam Rakyat). Tim Satgas ini diketuai oleh kepala pegaraman dan kasi gudang.

“Satgas pegaraman ini melakukan sosialisasi kepada wilayah pegaraman setempat. Supaya tak terjadi overlap. Kemudian menyeleksi mana kualitasnya yang bisa masuk,” kami juga lakukan jemput bola. Jadi ketika harga garam rendah, PT Garam akan turun ke petani. Ketika harga mulai stabil, PT Garam akan beralih ke tempat lain yang masih rendah,” pungkasnya. (mif)

Garam