Demokrat Tunjukkan Kualitas Politik Rendahan

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Aksi tuduhan terhadap Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Prabowo Subianto yang dilakukan oleh Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Andi Arief memperlihatkan kualitas politik yang rendah.

Hal itu diungkapkan oleh Pengamat Politik asal Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam, saat dihubungi Kamis (9/8/2018).

Menurutnya, Partai Demokrat yang sudah memiliki wibawa yang besar menjadi terlihat rendah dengan aksi olok-olok semalam, karena menganggap Prabowo mata duitan dengan menerima mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno untuk dapat maju sebagai Cawapres, yang artinya menggugurkan Agus Harimurti Yudhoyono untuk menjadi Cawapres Prabowo.

Ia pun menilai jika apa yang disampaikan oleh Andi Arief menunjukkan rendahnya kualitas politik Partai Demokrat. Apalagi, sebelumnya Partai Demokrat bersedia menerima siapapun pendaping Prabowo nantinya.

"Para politisi semakin tidak bisa mengendalikan diri, tidak memerdulikan kepantasan ruang publik dan gemar menyajikan tontonan yang merendahkan martabat politik adiluhung. Politik tepuk tepuk hore yang hanya mengejar sensasi tanpa nilai keadaban yang bisa mengantar bangsa ini menjadi bangsa terhormat. Sungguh patut iba, dan kita harus menghukum politisi yang gemar memainkan politik low taste seperti itu," ujar pria yang juga peneliti Surabaya Survey Center (SSC) itu.

Apalagi, lanjut Rokim, tuduhan yang dilayangkan pada Probowo dengan menyebut "kardus" itu tidak pantas karena belum ada bukti yang kuat. Malah, kondisi itu bisa merusak citra Demokrat yang sebelumnya telah sepakat berkoalisi dengan Geindra.

"Penyataan Andi Arif itu politik olok-olok dan tidak produktif untuk politik kita, cenderung membunuh karakter dan melemahkan koalisi penantang Jokowi (Joko Widodo)," jelasnya.

Ia menyebutkan jika Partai Demokrat yang sudah dua kali memenangkan Pemilu pada 2004 dan 2009 harusnya memiliki kualitas yang tinggi. Seperti menggunakan nalar politik cerdas dan sehat, empatik, adu program, lebih banyak mendorong nalar kritis, dan mengembangkan budaya berpolitik cerdas.

"Serta, harus sepi dari olok-olok dan dagelan-dagelan sensasional. Harus lebih substantif pada politik bermartabat, masalah demi kebaikan bersama," pungkasnya. (ais)

Pilpres 2019 Demokrat Gerindra Prabowo