Jokowi Ajak Rakyat Pererat Persaudaraan
Presiden Jokowi
JOSSTODAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh rakyat untuk selalu bersyukur dan saling mempererat jalinan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa. Di tengah kemajemukan, kata Jokowi, Indonesia tetap bersatu, rukun, dan bersaudara, sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air.
“Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa kita ini diberi anugerah oleh Tuhan keberagaman, kemajemukan, warna warni, dan bermacam-macam. Berbeda-beda suku, berbeda-beda agama, berbeda-beda adat, dan berbeda-beda tradisi,” kata Presiden Jokowi saat berpidato pada pembukaan Musyawarah Nasional I Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/9).
Hadir pada kesempatan itu, Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia adalah negara besar. Saat ini, jumlah penduduknya mencapai 263 juta jiwa dan tersebar di 17 ribu pulau, 514 Kabupaten/Kota, dan 34 provinsi.
“Sering, ini kita lupa. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, saya ingin mengajak kita semua, marilah kita menjaga persatuan karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan,” ujar Presiden Jokowi.
Apabila bersatu dan rukun, katanya, Indonesia bisa melompat maju di semua bidang. “Jangan sampai energi kita habis untuk hal-hal yang tidak perlu. Medsos isinya saling mencela, mencemooh, mengejek. Hoax beredar setiap hari. Lupakan semua itu,” katanya.
Dikatakan, persoalan besar yang kini dihadapi bangsa Indonesia adalah kemiskinan dan kesenjangan sosial serta kesenjangan pembangunan antarwilayah. “Ini menjadi pekerjaan besar kita semuanya. Habis waktu kita untuk mengurusi medsos yang ramainya seperti itu,” katanya.
Menurut Jokowi, perubahan dunia saat sangat cepat, seiring maraknya artificial intelligence (AI), 3D Printing, Internet of Things (IoT), Virtual reality, Bitcoin, dan Cryptocurrency. “Sering kita lupa, sering kita terbawa oleh arus, saling mencela, saling mencemooh. Saya kira itu bukan etika, sopan santun Indonesia yang kita miliki,” katanya. (is/b1)
presiden jokowi