Cegah Penjarahan, Polri Kirim Personel Tambahan

josstoday.com

Warga menjarah sejumlah barang dari mal di Kota Palu.

JOSSTODAY.COM - Polri terus menambah kekuatan personel di Palu, Sulawesi Tengah yang saat ini mencapai 3 SSK atau sekitar 300 orang yang berasal dari Palu, Gorontalo, dan Sulbar.

Mereka saat ini telah melaksanakan tugas pokok untuk membantu proses evakuasi korban. Yakni para korban yang di sekitaran pantai maupun yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan.

Mereka bergabung bersama Brimobda Sulteng, TNI, dan unsur terkait lainnya. Para personel itu juga akan membantu memakamkan jenazah secara masal yang renananya akan dilaksanakan hari ini di tempat yang telah ditentukan.

“Di sisi lain personel tersebut juga bertugas melaksanakan pengawalan pasokan BBM dari Depo Pertamina ke seluruh SPBU yang berada di Sulteng berikut dengan penjagaan di setiap SPBU,” kata Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo Senin (1/10).

Mereka juga akan berjaga di mini market demi menghalau aksi penjarahan di kemudian hari. Guna mengantisipasi keamanan dan ketertiban, langkah lanjut lainnya adalah Mabes Polri akan kembali mengirimkan bantuan tambahan untuk Polda Sulteng.

Rinciannya berupa kendaraan roda empat meliputi truk, sedan patroli, mobil double cabin, 100 unit sepeda motor trail, dapur lapangan, tenda sebanyak 100 buah, genset sebanyak 50 buah, kapal pengolah air bersih, dan alat komunikasi.

“Perkuatan bantuan untuk evakuasi juga datang dari Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri yakni KP Nakula – 7002 dengan tambahan personel sebanyak 20 orang yang berada di bawah kendali operasi (BKO) Kapolda Sulteng Brigjen Ermi Widyatno,” sambungnya.

Mereka ini sekaligus bertugas melaksanakan pengamanan di sejumlah titik lokasi gempa dan mengolah air bersih membantu dua kapal Korpolairud Baharkam Polri yang sudah ada di lokasi yaitu KP Abimanyu-7010 dan KP Bisma-8001.

Kapal - kapal tersebut mampu membantu pengadaan air tawar dengan mengubah air laut menjadi air tawar sebanyak 10 ton dalam sehari.

Seluruh personel Polri yang berada di Sulteng terus memaksimalkan misi kemanusiaan ini siang dan malam meski hanya menggunakan alat seadanya.

Terutama berusaha membuka jalur masuk ke dua wilayah di Donggala tepatnya di Kecamatan Srenja dan Balesang yang hingga saat ini belum mendapat penanganan dan masih terisolir.

Sementara ada beberapa anggota Polri yang jadi korban. Misalnya anggota Polsek Palu Barat yang kala itu bertugas mengamankan kegiatan Palu Nomoni. Sebanyak delapan personel berhasil diselamatkan sementara dua personel lainnya dinyatakan meninggal dunia.

Selain itu dari 1 kompi Satpol PP, atau sebanyak 60 orang, yang berhasil ditemukan baru enam personel.

Sementara total warga yang mengungsi sebanyak 17.600 pengungsi yang tersebar di:

- Makobrimob Poboya 5000 orang

- Lap kantor Walikota 5000 orang

- Halaman perkantoran 2000 orang

- Stadion Gawalise 2000 orang

- Bandara 2000 orang

- Korem 132 Tadulako 500 orang

- Makobrimob 500 orang

- Masjid Raya Lolu 300 orang

- Polda Baru 300 orang

Bencana alam tersebut juga mengakibatkan sejumlah kerugian di bidang infastruktur berupa runway bandara yang terputus hingga 300 meter, ambruknya jembatan kuning yang juga menjadi ikon kota Palu, dan perkantoran rusak berat (Ditlantas dan Ditpolair).

Permukiman warga yang berada di wilayah hukum Polres Palu terutama di sepanjang jalur pantai Donggala –Talise juga paling terkena dampak dalam musibah ini. (is/b1)

Gempa palu