Jokowi Berharap Kontestasi Politik Berlangsung Sehat

josstoday.com

Presiden Joko Widodo

JOSSTODAY.COM - Kontestasi politik pada 2019 diharapkan berlangsung secara sehat dan menghinddari segala hal yang bersifat negatif. Persaingan politik juga jangan mengorbankan fondasi sosial dan politik, stabilitas dan keamanan, serta toleransi.

"Memang kontestasi akan diikuti kompetisi dan rivalitas, tapi tidak boleh saling menjatuhkan dan menimbulkan kegaduhan, kebencian, dan saling memfitnah dan menimbulkan saling kerusakan," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Sidang Terbuka Senat Universitas Kristen Indonesia (UKI) dalam rangka Lustrum XIII Dies Natalis UKI ke-65 di Jakarta, Senin (15/10).

Menurut Jokowi, rakyat harus merayakan kontestasi dengan penuh kegembiraan. Para calon harus mengedepankan narasi-narasi yang sejuk dan ide-ide serta program-program untuk Indonesia maju. "Dengan penuh kematangan yang justru akan memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika kita," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin menyadarkan seluruh pihak betapa besarnya Indonesia. Perbedaan sangat banyak mulai agama, suku, adat, dan bahasa daerah. Diungkapkan, Indonesia memiliki 714 suku serta 1.100 bahasa daerah. Presiden mengetahui betul hal tersebut, setelah berkeliling dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Rote.

"Bayangkan 714 suku. Singapura hanya empat suku. Afghanistan tujuh suku. Kita 714. Bayangkan, betapa perbedaan-perbedaan itu nyata. Bahasa daerah 1.100. Dunia mana yang memiliki perbedaan yang amat sangat ini," ungkapnya.

Oleh karena itu, Capres nomor urut 01 itu mengajak masyarakat tidak terkotak-kotak dalam pesta demokrasi memilih bupati, wali kota, gubernur, bahkan presiden.

"Silahkan pilih yang terbaik. Ada pilihan presiden, A atau B, silakan pilih. Kontestasi politik itu adu ide, gagasan, adu program. Dan lihat, dilihat juga dalam pilihan bupati, wali kota, gubernur, presiden. Dilihat rekam jejak, track record. Jangan saling mencela, memaki. Itu bukan tata krama Indonesia, bukan etika Indonesia. Apa ini mau kita teruskan? Tidak," demikian Presiden Jokowi.

Ia juga mengingatkan bahwa para pendiri bangsa telah memberikan keteladanan yang luhur. "Kita lihat Bapak J Leimena, dan Moh Nasir, Partai Kristen Indonesia dan Masyumi, mereka bersahabat. Tidak ada saling mencela, mencemooh. Inilah keteladanan yang harus kita ambil, pakai," tuturnya. (gus/b1)

presiden jokowi