Ma'ruf Amin: Saya Tidak Diperalat Siapa-siapa
Ma'ruf Amin di hadapan peserta halaqah alim ulama dan silaturahmi pengasuh pondok pesantren se-Jawa Barat, di Ponpes Cipasung, Tasikmalaya, Senin (22/10).
JOSSTODAY.COM - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menilai tuduhan bahwa Joko Widodo "memperalat" dirinya sebagai ulama Nahdlatul Ulama (NU) untuk kepentingan Pilpres 2019 merupakan tuduhan yang berlebihan dan isu yang kejam. Dia berharap publik khususnya pendukungnya tidak mendengarkan tuduhan tersebut.
"Ada yang bilang Kiai Ma'ruf ini hanya sebagai 'alat saja', ini isu yang kejam. Itu dikatakan Pak Jokowi memperalat saja. Masa Rais Aam bisa jadi alat? Kebangetan itu! Jangan didengar!" kata Kiai Ma'ruf di hadapan seribuan orang lebih peserta halaqah alim ulama dan silaturahmi pengasuh pondok pesantren se-Jawa Barat, di Ponpes Cipasung, Tasikmalaya, Senin (22/10).
Kiai Ma'ruf menegaskan bahwa dirinya adalah orang yang berpengalaman secara politik, pernah duduk di legislatif dan pernah juga menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) selama beberapa tahun. Belakangan, dia juga berada di kursi Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Lebih lanjut, mantan Rais Aam PB Nahdlatul Ulama (MU) itu mengatakan bahwa sebenarnya Jokowi bisa saja memilih cawapres dari kalangan lainnya, seperti dari kalangan profesional, politisi, dan bukan dari kalangan ulama.
"Tapi Pak Jokowi memilih saya, kiai dan santri. Berarti Pak Jokowi mencintai ulama, mencintai santri," imbuhnya.
Bagi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif itu, menjadi cawapres atau wakil presiden di usia seperti dirinya bukan lagi soal sekedar kekuasaan. Namun bagaimana meninggalkan legacy yang baik bagi generasi muda Indonesia ke depan.
Bahkan, sebagai cawapres saja, Kiai Ma'ruf ingin agar kisah dirinya bisa menjadi inspirasi bagi para santri untuk tak melulu rendah diri, namun bersemangat tinggi untuk meraih cita-cita. Sebab sudah terbukti, santri bisa menjadi apapun.
"Santri bisa jadi apa saja. Bisa jadi wapres. Nah saya ini jadi cawapres," kata Kiai Ma'ruf sambil tertawa dan diikuti tepuk tangan riuh dari peserta acara.
"Santri bisa jadi presiden. Buktinya, Gus Dur itu presiden. Santri bisa jadi presiden apa tidak? Bisa. Maka santri harus berbesar hati dan bersemangat. Siapa tahu presiden nanti dari Tasik dan sekitarnya," lanjut Kiai Ma'ruf. (ba/b1)
Hari Santri Nasional 2018 HSN 2018