Tangis Meledak di Gedung Pertemuan Semen Indonesia

josstoday.com

KH. D. Zawawi Imron saat Training Peningkatan Kapasitas Pengasuh TPA/TPQ di sekitar lingkungan PT Semen Indonesia (Persero), di Gedung Pertemuan PT Semen Indonesia Pabrik Tuban, Selasa (6/11)

JOSSODAY.COM - Suasana tiba-tiba sunyi. 100 orang yang sedang berada di Gedung Pertemuan PT Semen Indonesia Pabrik Tuban, Selasa (6/11) kemarin, matanya sembap, berkaca-kaca. Semua mata fokus ke panggung. Sedang terpesona dengan kisah-kisah nyata Budayawan dan Kyai D. Zawaw Imron, Sang Celurit Emas. 

Saat itu memang sedang diselenggarakan Training Peningkatan Kapasitas Pengasuh TPA/TPQ di sekitar lingkungan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. 

"Saya bisa keliling dunia karena saya anak ibu saya. Saya menulis Puisi indah karena saya anak ibu saya. Zawawi boleh menulis puisi jelek. Tapi sebagai anaknya ibu saya, tidak boleh, " tegas Zawawi Imron.

Ibu, tegas Zawawi, adalah satu-satunya orang yang berhak dia sebut pahlawan.

Penyair yang sudah mendapatkan penghargaan kelas dunia itu kemudian membacakan baitnya dengan mata berkaca-kaca.

“kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu

lantaran aku tahu

engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal

Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala

sesekali datang padaku

menyuruhku menulis langit biru

dengan sajakku.”

 

Penggalan puisi itu kemudian diaktualkan oleh Yusron Aminulloh, Master Trainer MEP dengan mengisahkan betapa cintanya Zawawi pada Ibunya, ia tidak pindah Surabaya atau Jakarta sebagaimana tokoh yang lain. Tetapi ia tetap setia tinggal di Batang-Batang Sumenep hingga sekarang.

"Kyai Zawawi saya ajak kesini bukan untuk memberikan materi. Tetapi adalah contoh nyata profil seorang tokoh agama yang hidupnya ikhlas, aliran darahnya ikhlas bahkan ia mengendarai kendaraaan yang bernama keikhlasan," tegas Yusron.

Guru dan pengelola TPA/TPQ di sekitar lingkungan perusahaan yang mengikuti Training Peningkatan Kapasitas Pengasuh TPA/TPQ dengan tema Menuju Lembaga Qur'ani 4.0 Yang Kokoh dan Mandiri, tak mampu berkata apa. Bahkan saat Yusron mengundang 5 orang peserta ke depan, mereka kembali menangis.

"Mendengar puisi dan kisah kyai tadi. Saya ingat ibu saya. saya ingat ibu saya..” tegas seorang bapak yang kemudian tidak kuat lagi menahan tangisnya.

"Cukup-cukup. Jangan diteruskan," sela Zawawi. "Ini sudah menjukkan anda mencintai ibu dengan sungguh."

Seorang peserta yang lain, menceritakan bahwa ia sedih karena belum berhasil menghajikan ayah ibunya dari biaya sang anak. Namun ibu dan ayahnya mau berangkat tahun depan atas biaya sendiri.

"Sudah syukuri itu. Takdir Allah," respon Zawawi.

Giliran seorang ibu juga menyampaikan kesedihannya belum mampu berbakti pada ibunya. Dan tak mampu melanjutkan kata-kata.

Yang menarik, melihat bahasan tentang ibu yang sangat menyentuh tersebut. Setiawan Prasetyo, Senior CSR Officer PT Semen Indonesia, tetiba teringat sosok sang ibu yang telah membesarkannya dengan penuh keteladanan dan berkenginan maju untuk sharing bersama peserta training.

Suasana semakin haru. Dan tangis keikhlasan itu menjadi materi yang menarik saat pelatihan berlangsung selama dua hari penuh, 6-7 November 2018 kemarin. (an)

PT semen Gresik