Jadi Kasad, Letjen Andika Diingatkan Soal Netralitas TNI
Jokowi Berjabat Tangan Dengan Letjen Andika Perkasa
JOSSTODAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini, Kamis (22/11) melantik Letnan Jenderal (Letjen) Andika Perkasa sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) di Istana Negara, Jakarta. Sebagai Kasad baru, Andika langsung dihadapkan pada tugas yang tidak ringan, yakni menjaga agar netralitas TNI tidak tercoreng pada tahun politik nanti.
“Tugas Kasad pada tahun politik ini harus menjaga soliditas TNI dan Polri sebagai sebuah keniscayaan. Netralitas prajurit juga hal yang harus dilaksanakan secara konsisten dengan berbagai konsekuensinya,” ujar pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas NH Kertopati atau yang akrab disapa Nuning di Jakarta, Kamis (22/11).
Seperti diketahui, sebelum dilantik Presiden sebagai Kasad, Andika menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad). Dia akan menggantikan Jenderal Mulyono, yang akan memasuki masa purnabakti pada Januari 2019.
Menurut Nuning, perebutan kekuasaan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 akan memunculkan ruang perdebatan yang menjurus pada perang urat syaraf. Jika sedikit saja terpeleset, maka hal itu bisa menjadi tragedi permusuhan.
“Hal ini harus diantisiapasi jauh hari. Pihak yang dapat mencegah dan menanggulangi ini adalah TNI dan Polri. Secara kekinian, TNI harus menjaga tertatanya dengan baik mulai dari integrasi sistem informasi, interoperability sistem informasi, hingga composability sistem informasi,” ujarnya.
Semua itu, kata Nuning, agar informasi perkembangan keadaan yang ada dapat terintegrasi dan diterima dengan tepat dan cepat oleh prajurit, terutama yang berada di lapangan. Jika langkah ini dilakukan dengan tepat, maka tidak akan ada kesalahpahaman di lapangan.
Nuning juga mengingatkan, Kasad baru harus bisa membangun fisik dan psikis TNI AD dengan baik. Caranya adalah dengan memperhatikan kesejahteraan, pendidikan akademik, dan moral prajurit sebagai suatu hal yang penting dan utama.
Pembenahan TNI AD, ujarnya, harus diutamakan untuk peningkatan kompetensi dan kapasitas prajurit, sehingga memiliki kompetensi yang mencapai tingkatan setara dengan kompetensi prajurit negara maju. Kapasitas prajurit TNI AD harus mencapai tingkatan intelektual akademik dalam melakukan analisis berbagai operasi militer secara ilmiah.
“Pembenahan TNI AD juga diarahkan untuk mencapai efisiensi organisasi agar lebih responsif menghadapi berbagai jenis ancaman, mulai dari ancaman militer, ancaman nonmiliter, dan ancaman nirmiliter. Organisasi TNI AD harus dibenahi agar struktur dan posturnya lebih tanggap mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis global, regional, dan nasional,” kata dia. (is/b1)
kasad letjen Andika Perkasa