Perang Debat Pasar, Pengamat: Itu Hal Lazim

josstoday.com

Ilustrasi pasar. (Sleekr.co)

JOSSTODAY.COM - Fenomena saling serang kegiatan kampanye di pasar yang dilakukan oleh Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo, dengan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno, dinilai wajar terjadi dalam kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Direktur Surabaya Survey Center, Mochtar W Oetomo menjelaskan, pasar merupakan lokasi strategis untuk bisa mendulang suara.

Ada beberapa hal yang menjadikan pasar sosok seksi sehingga patut diperebutkan. Di antaranya ruang publik yang menjadi tempat berinteraksinya masyarakat, yang bisa membawa berita hasil interaksi.

"Bagaimanapun dalam kultur paguyuban seperti Indonesia. Pasar tetaplah masih merupakan entitas ruang publik yang sangat penting. Pasar adalah ruang publik tempat org bertemu berkomunikasi berkenalan berinteraksi. Maka, jika dalam konteks politik Indonesia banyak politisi berupaya membangun popularitas dan akseptabilitas melalui pasar itu sangat logis dan bahkan strategis," papar Mochtar saat dihubungi, Selasa (27/11/2018).

Selain itu, lanjut Mochtar, pasar merupakan tempat perputara ekonomi. Di mana, barang dan modal kerap berputar di pasar karena besarnya kerumunan masyarakat. Serta, pasar menjadi tempat produksi, distribus, konsumsi isu yang lazim dalam kontestasi pilpres.

"Dalam perang opini publik bukan hanya sekedar siapa yang menguasai media dia akan menang, tapi juga siapa yang menguasai pasar dia akan menang," jelasnya.

Sebelumnya, pasar menjadi tempat perdebatan Jokowi (sapaan akrab Joko Widodo) dengan Sandi (sapaat Sandiaga Salahudin Uno). Di mana, Jokowi yang secara tidak langsung seakan menyerang Sandi yang mengunjungi pasar.

“Orang enggak pernah ke pasar, nongol-nongol ke pasar, keluarnya ngomong mahal. Enggak pernah ke pasar. Enggak mungkin orang super kaya datang tahu-tahu datang ke pasar, enggak mungkinlah. Datang ke pasar, enggak beli apa-apa, pas keluar bilang 'mahal, mahal, mahal! Haduuh…” ujar Jokowi beberapa saat lalu.

Sandi pun menanggapi jika hal itu merupakan suara-suara yang ia dengar dari masyarakat yang berada di pasar.  “Mungkin yang dimaksud  (Jokowi) bukan saya. Tapi kalau memang ditujukan kepada saya, yang bilang harga-harga di pasar naik dan tidak stabil, bukan saya, tapi pedagang dan pembeli sendiri! Belanja ke pasar itu tugas orang rumah saya. Kalau saya belanja di pasar itu namanya pencitraan!” balas Sandi. (ais)

Pilpres 2019 Jokowi Sandiaga Pasar