Soal Poligami dan Perda Agama, PSI Nonaktifkan Empat Kader
Grace Natalie (kedua kiri) bersama pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
JOSSTODAY.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menonaktifkan empat kadernya sebagai calon legislatif dan anggota. Penonaktifan ini merupakan sikap tegas DPP PSI untuk mendispilinkan kader dan menjunjung tinggi nilai yang diperjuangkan partai.
"Jika ada kader yang tidak sepakat dengan DNA (nilai dasar) PSI terpaksa kami harus melepas mereka. PSI sangat serius dalam menegakkan nilai-nilai kami sehingga terhitung hari ini DPP PSI menonaktifkan keempat kadernya," kata Wasekjen PSI, Satia Chandra Wiguna di Jakarta, Jumat (21/12).
Pertama, kata Candra, caleg DPR RI PSI dari Dapil Jawa Timur XI Husin Shahab. Berdasarkan rapat pleno, DPP PSI memutuskan menonaktifkan Husin Shahab dengan alasan telah melanggar nilai-nilai PSI soal penghargaan kepada perempuan.
"Kedua, Nadir Amir. Nadir mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai calon legislatif DPDR II Bone. Alasannya, yang bersangkutan tidak setuju dengan sikap DPP PSI soal poligami,” ungkap dia.
Ketiga, lanjut Chandra adalah Ketua DPD Gowa dan juga Caleg DPRD Propinsi Dapil Sulsel III Muhammad Ridwan yang tidak setuju dengan sikap PSI soal Perda berdasarkan Agama.
"Terakhir, Ketua DPD PSI Kota Cirebon, Yuki Eka Bastian yang mengundurkan diri karena melakukan praktik poligami,” tutur dia. (ba/b1)
Anggota PSI