Ganjar: Tangan Kotor Mafia Bola Harus Disikat
Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah Johar Ling En ketika diciduk Satgas Anti Mafia Bola di Bandara Soekarno Hatta.
JOSSTODAY.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendukung jika tangan-tangan kotor yang bermain di dunia olahraga, khususnya mafia bola, harus disikat.
"Sudah sikat saja, cari jejaringnya agar olahraga kita menjadi lebih baik," ujar Ganjar, Jumat (28/12).
Hal itu menyusul kabar ditangkapnya Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng oleh Satgas Anti Mafia Bola.
Kejadian itu menurutnya merupakan pukulan telak bagi Jawa Tengah. Meski begitu, hal itu harus dilakukan untuk menyelamatkan olahraga khususnya sepakbola Indonesia.
Dikatakan, selama ini, kasus Mafia Bola hanya sudah menjadi rahasia umum, namun masih seperti orang buang angin, yang baunya kemana-mana namun tidak ada yang bisa membuktikan. Dengan penyidikan dari kepolisian ini, bagi Ganjar ini merupakan awal kebangkitan olahraga tanah air.
"Kepolisian jago karena bisa mengungkap kasus ini. Sebenarnya kasus ini sudah lama dan dulu sudah terjadi. Ingat kan soal sepakbola gajah dulu, dulu sempat ada pemain salah satu klub yang terlibat ingin ngaku ke saya, sudah saya tunggu dan ingin saya ledakkan agar menjadi baik, namun dia takut dan tidak jadi datang," ujarnya.
Padahal, dirinya berharap betul pemain salah satu klub sepakbola itu datang dan blak-blakan di depannya.
"Saya berharap betul mereka ngaku di depan saya, ia pak saya dibeli, saya diminta untuk ini, main sebegini saja. Tapi ternyata dia takut dan tidak jadi datang," tambahnya.
Pengungkapan kasus Mafia Bola ini merupakan momentum untuk memperbaiki dunia pesepakbolaan tanah air. Menurutnya, praktik-praktik kotor, tidak jujur, tidak fair dapat mengancam masa depan olahraga di Indonesia.
"Ini momentum untuk mewujudkan Good Sport Governance. Kepolisian sudah memulai dan melakukan penyidikan, kalau sudah ada yang ditangkap, mari kita jujur, mari kita buka-bukaan agar semuanya berjalan sesuai aturan," tegasnya.
Menurut Politisi PDI Perjuangan tersebut, adanya praktik kotor seperti Mafia Bola membuat olahraga menjadi tidak fair. Padahal tidak menutup kemungkinan, masih banyak anak-anak muda yang memiliki potensi dan skill bagus di bidang olahraga di Indonesia ini.
"Akibat adanya praktik kotor orang-orang yang tidak bertanggungjawab, maka potensi dan skill itu justru terdistorsi dan diabaikan," tegasnya. (gus/b1)