Jelang Pemilu 2019, Independensi Media Dipertanyakan

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Menjelang gelaran Pemilu dan Pilpres 2019 begitu banyak kabar-kabar hoax atau keberpihakan yang membuat saling serang. Sayang, salah satu alat penyerangan adalah melalui media.

Seperti saat ini, media telah terbelah ke salah satu kandidat Pilpres 2019 yakni Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin atau Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Karena itu, media-media hanya memberitakan salah satu pihak yang didukung saja.

"Catatan kami 2018, ada hal yang sangat buruk. Adalah, menyangkut independensi media karena banyak pemilik media terjun langsung ke poltiik. Betul bahwa hak dia terjun ke politik, tapi dia punya media besar yang kini mendukung presiden dan wakil presiden atau sapa saja lah. Ini menjadi persoalan besar saat media terjun ke politik, karena sebenarnya media ruang publik untuk masyarakat," kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Atal S Depari, dalam diskusi #SantunBermedia2019 di Aula Gedung FISIP UNAIR, Surabaya, Selasa (15/1/2019).

Tak hanya itu, ia juga menilai jika media saat ini hanya terseret dalam arus Pilpres saja. Padahal, pada saat pemilihan berlangsung masyarakat akan dihadapkan pada lima surat suara.

Karena telah terseret pada satu item saja, membuat masyarakat tidak mendapat informasi terkait siapa calon yang pantas dipilih sebagai wakil rakyat.

"Saya saja tidak mengenal calon di tingkat dua. Kita gak kenal siapa calon tingkat 2 tingkat 1. Saya saja gatau padahal Ketua PWI," aku Atal.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo. Ia mengatakan, jika kebanyakan media di ajang pemilu sudah melupakan independensi. Padahal, media diharap menjadi pencerah ditengah banyaknya berita-berita hoax.

"Wartawan menjadi pelapor kepada publik sebagai wasit dan inspektur. Kalau ada yang tidak benar wartawan harus menyemprit. Tapi masalahnya, sekarang ini pemimpin media banyak terjun langsung ke politik," katanya.

Karena itu, untuk mengantisipasi Dewan Pers melakukan verifikasi media. Terbukti dari 73.000 media yang terverifikasi masih 2.400.

Sementara itu, Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono menyampaikan, kehadiran media menjadi sangat penting bagi bangsa. Seluruh kemajuan bangsa tak lepas dari ikut sertanya media.

"Bersaingnya bangsa, bersaingnya kelompok atau apapun adalah sebagian ikut sertanya insan pers yang memberikan informasi. Kalau tidak ada pers mungkin Banyuwangi tidak akan maju atau dikenal seperti saat ini," katanya. (ais)

HPN 2019 Pemilu Pilpres Pers Media Independensi