Ribuan Hektare Sawah di Batanghari Terancam Kekeringan

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Sedikitnya 2.100 hektare (ha) areal tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi terancam kekeringan menyusul musim kemarau yang melanda daerah itu. Areal tanaman pangan yang terencam kekeringan tersebut termasuk ribuan hektare sawah sentra padi Kecamatan Pemayung, Batanghari.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Batanghari, M Hatta di Batanghari, Jumat (12/7/2019) mengatakan, berdasarkan pantauan di lapangan, areal tanaman pangan di Batanghari yang terancam kekeringan tersebar di empat kecamatan.

Areal tanaman pangan yang terancam kekeringan di Kecamatan Muarabulian sekitar 600 ha, Muaratembesi (400 ha), Marosebo Ilir (900 ha), dan Pemayung (200 ha). Tanaman padi yang terancam kekeringan di empat kecamatan tersebut rata-rata berumur satu bulan.

“Areal tanaman pangan yang terancam kekeringan di daerah ini cukup luas. Namun saat ini belum ada tanaman yang rusak dan puso akibat kekeringan. Kendati sumber air semakin terbatas, para petani masih bisa mendapatkan sumber air dari. Namun bila hujan tidak turun hingga dua pekan mendatang, ribuan areal tanaman pangan tersebut akan kekeringan,” katanya.

Dikatakan, jika hujan tidak turun hingga dua pekan mendatang, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Batanghari akan turun ke lapangan dan memberikan bantuan pompa air kepada petani.

“Kami mengimbau para petani waspada kekeringan ini. Para petani juga kami harapkan mengatur saluran air di sawah agar tidak banyak terbuang. Jika mulai terjadi kekeringan, petani kami minta segera melapor ke Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Batanghari,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan mengenai data dampak kekeringan terhadap pertanian dari sembilan kabupaten dan dua kota di Provinsi Jambi.

“Kami sudah meminta petugas BPBD kabupaten dan kota se-Provinsi Jambi segera turun ke lapangan melakukan pendataan areal tanaman pangan, khususnya sawah yang kekeringan. Data tersebut penting untuk mempermudah penyaluran bantuan,” kata Bachyuni.

Secara terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Provinsi Jambi, Ahmad Maushul juga mengaku belum mendapat laporan adanya dampak kemarau terhadap pertanian tanaman pangan di daerah itu.

“Kami belum mendapat laporan mengenai dampak kemarau terhadap tanaman pangan. Baik dampak kekeringan maupun munculnya organisme pengganggu tanaman. Namun demikian kami kami terus memantau ke lapangan dampak kemarau terhadap tanaman pangan, khususnya tanaman padi,”katanya.

Menurut Ahmad Maushul, pendataan mengenai dampak kemarau terhadap tanaman pangan, khususnya di daerah itu perlu cepat dilakukan guna mempermudah proses ganti rugi dan bantuan pompa air.

“Para petani yang sudah masuk asuransi pertanian akan mendapat ganti rugi sebsar Rp 6 juta/ha, jika tanaman padi mereka puso akibat kekeringan. Kemudian para petani di beberapa daerah juga kini sudah mulai mendapatkan bantuan pompa air mengatasi kekeringan sawah mereka,” katanya. 

Kekeringan batanghari