Investment Summit 2019 Promosikan Pasar Modal Indonesia
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi (tengah) bersama jajaran RHB Sekuritas saat menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang acara acara IDX-RHB Investment Summit 2019, Rabu (4/9) di JW Marriott Hotel Yogyakarta.
JOSSTODAY.COM - Bursa Efek Indonesia bersama RHB Sekuritas menggelar IDX-RHB Investment Summit 2019 yang mengangkat tema "Supports Market Deepening in Indonesia Capital Market" di Yogyakarta Rabu hingga Jumat (4-6/9/2019).
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menjelaskan, acara tersebut diselenggarakan guna mempromosikan pasar modal Indonesia, institusi besutan BEI PT Kliring Penjamin Efek Indonesia dan PT Kustodian Sental Efek Indonesia kepada investor lokal maupun global yang berasal dari Singapura dan Malaysia.
Pertemuan ini akan memberikan kesempatan bertemunya antar investor dan para pembuat kebijakan, pakar industri dan undangan lainnya. Di samping itu, juga berusaha mengajak berbagai perusahaan di Indonesia untuk go public agar berkembang di pasar modal Indonesia.
Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Ekonom Muhammad Chatib Basri, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Group Managing Director RHB Banking Group Dato' Khairussaleh Ramli, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi, Dewan Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, dan Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastucture Edwin Syahruzad
Inarno Djajadi mengatakan, acara ini merupakan wujud dari sinergi di pasar modal, baik dari sisi regulator dan pelaku pasar.
Sementara, Dato' Khairussaleh Ramli menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan penyumbang pertumbuhan ekonomi yang utama dan akan terus menunjukkan prospek investasi yang menjanjikan. Bersamaan dengan acara tersebut, PT RHB Sekuritas Indonesia memperkenalkan RHB TradeSmart ID yang telah diperbarui berbagai fiturnya.
"Kami senang berpartisipasi dalam memetakan jalan ke depan dengan menyatukan badan pemerintahan, pembuat kebijakan, stakeholders pasar modal dan pemimpin perusahaan pada suatu common platform untuk dapat memulai diskusi penting, berbagi wawasan dan memperoleh kesempatan yang ada dalam ekonomi,” sambung Group Managing Director RHB Banking Group Dato' Khairussaleh Ramli.
Selain seminar, kegiatan yang digelar oleh BEI dan RHB ini juga mengadakan sesi tatap muka antara investor institusi dan perusahaan tercatat. Langkah itu dianggap penting agar para investor dapat kesempatan untuk mendapatkan informasi serta prospek pasar modal di Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Investment Summit 2019 juga menghadirkan para pembuat kebijakan agar lebih mendekatkan hubungan kepada para pelaku pasar modal, secara imbal balik akan lebih condong ke sektor perbankan, infrastruktur, serta consumer good.
"Termasuk yang startup nanti digital platform itu akan turut memberikan kontribusi," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam pidatonya mengajak pelaku usaha ikut serta mendorong Making Indonesia 4.0. Gerakan ini menjadi program Kementerian Perindustrian bagi dunia industri di Tanah Air untuk menghadapi era 4.0.
Dari sektor industri, khususnya ekspor, dalam medio Januari sampai Juni lalu tercaat sudah 60,16 persen perkembangan di sektor tersebut. Belum lagi Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia sudah berada di atas 50 persen yang berarti menunjukkan perkembangan menggembirakan untuk industri manufaktur di Tanah Air.
“Ada lima sektor yang bisa digerakkan untuk mewujudkan Making Indonesia 4.0 adalah otomotif, tekstil dan aparel, elektronik, kimia sertasektor makanan-minuman," ungkap Menperin.
Menperin menjelaskan di sektor otomotif, Indonesia itu di ASEAN memimpin penjualan mobil sebanyak 1.151.284 juta per tahunnya, di atas Philipina dan Thailand. Untuk mengakomodasi perkembangan teknologi khususnya mobil listrik, kementerian memproduksi nikel dan cobalt.
Berlangsung selama tiga hari hingga 6 September nanti, IDX-RHB Investment Summit 2019 digelar PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT RHB Sekuritas Indonesia guna mempromosikan pasar modal Indonesia kepada investor lokal maupun global (Singapura dan Malaysia), dengan memberikan kesempatan untuk bertemu antara investor dan high net worth individuals dengan pembuat kebijakan tingkat tinggi, pakar industri dan thought leaders.
Sedang Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan pemerintah akan terus meningkatkan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk mengurangi kesenjangan dengan negara-negara Asia Tenggara.
Dikatakan, pembangunan infrastruktur teknologi ini dilakukan terutama di wilayah-wilayah Indonesia timur. Sedangkan infrastruktur di kota-kota besar, menurutnya, sudah mampu bersaing.
"Yogyakarta dengan Kuala Lumpur mungkin tidak terlalu berbeda. Jakarta dengan Singapura juga tidak beda. Tapi kan Indonesia bukan hanya Yogyakarta dan Jakarta. Indonesia itu banyak kota-kota lain. Pulau-pulau lain di sebelah timur Indonesia. Karenanya pemerintah membangun Palapa Ring untuk menutup gap itu," ucapnya.
Rudiantara mengatakan saat ini Indonesia di posisi empat di bidang teknologi dibanding negara-negara Asia Tenggara. Peringkat di atasnya ada Singapura, Malaysia, dan Thailand. "Vietnam mau nyusul, Filipina juga mau nyusul," katanya.
Selain mengurangi gap, pembangunan infrastruktur teknologi juga untuk memberikan fasilitas kepada pelaku ekonomi digital. Seiring waktu mereka akan mempunyai pasar besar dari kalangan kelas menengah.
Rudiantara mengatakan saat ini ada sekitar 50 juta orang yang dikategorikan kelas menengah. Jumlahnya akan bertambah menjadi 140 juta sampai sekitar 150 juta selama 10 tahun ke depan dengan catatan pertumbuhan ekonomi nasional 5 - 6 persen.
"Kelas menengah itu bahasa awam itu ya orang yang tidak lagi berpikir saya kerja apa dan makan apa hari ini. Tapi berpikir saya belanja apa hari ini," ujarnya.
Menurutnya, kelas menengah terus bertambah bersamaan dengan meningkatnya pelaku ekonomi digital, seiring lahirnya unicorn-unicornseperti Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak. Dari tiga unicorn ini, tak kurang ada 10 juta pelaku ekonomi digital yang terlibat. (gus/b1)
Bursa Efek Indonesia