50% Masyarakat Indonesia Akan Gunakan Vaksin Merah Putih

josstoday.com

Ilustrasi

JOSSTODAY.COM - Sesuai ketentuan World Health Organization (WHO), untuk mendapatkan kekebalan tertentu pada masa pandemi, 70 persen warga di satu negara harus diberi vaksin. Dari total sekitar 260 juta jiwa penduduk Indonesia, sebesar 170 juta warga harus divaksin. Dengan begitu, Indonesia membutuhkan 350 juta dosis vaksin untuk memenuhi tingkat kekebalan tubuh.

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ali Ghufron Mukti mengatakan, untuk memenuhi target tersebut, vaksin Merah Putih yang akan diproduksi massal pada 2022 dapat mengambil bagian 50 persen dari kebutuhan vaksin. Seperti diketahui Bio Farma telah menjalin kerja sama dengan Sinovac, pada 2021 menargetkan 260 juta dosis vaksin. Adapun sasaran vaksin ini diberikan kepada 130 juta masyarakat, karena masing-masing harus mendapat dua dosis vaksin.

“Kami berharap 50 persen akan disuntik vaksin Merah Putih. Kalau kita memvaksinasi tidak mungkin dalam enam bulan selesai karena penduduk banyak, sehingga perlu waktu, sehingga pas karena vaksin Merah Putih sudah mulai diproduksi saat itu,” ujarnya pada Rapat Dengar Pendapat dan Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi IX terkait Pengembangan Vaksin Virus Corona (Covid-19) di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (31/8/2020).

Kendati demikian, Ghufron menuturkan, setelah pembagian, perlu perhitungan harga. Sejauh ini berdasarkan perhitungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dua dosis vaksin senilai US$ 25 atau setara dengan Rp 365.230.

Untuk itu, Ghufron berharap semua pihak yang terlibat dalam pengembangan vaksin Merah Putih betul-betul berkomitmen penuh hingga nantinya vaksin Covid-19 dapat diperjualbelikan.

Sebab yang terjadi saat ini, selain dana menjadi kendala, vaksin Merah Putih belum mendapat respons dari konsumen. Padahal dalam waktu empat bulan telah ada 61 inovasi dilakukan anak bangsa terkait alat kesehatan, test kit, rapid test, alat pelindung diri (APD), dan lainnya. Padahal dengan membeli produk dalam negeri mendorong bangsa mampu mandiri secara ekonomi.

"Ini kalau triple helix sudah jalan semua pihak, maka kepastian sebagai off taker, jaminan bahwa kita bikin inovasi dibeli. Kalau tidak ada yang beli gimana? Ini harus," ujar Ghufron. (gus/b1)

WHO Vaksin Merah Putih covid-19 vksin covid-19