Gencar Serang Tiongkok, Trump Ternyata Punya Rekening di Sana
Foto dokumentasi pada 29 Juni 2019 memperlihatkan Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan) dan Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang.
JOSSTODAY.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengakui bahwa perusahaannya memiliki sebuah rekening di Tiongkok, menurut berita di The New York Times.
Rekening itu dikelola oleh Trump International Hotels Management dan membayar pajak lokal antara 2013 dan 2015. Tujuan pembukaan rekening itu adalah "untuk menjajaki potensi kerja sama perhotelan di Asia", menurut seorang juru bicara Trump.
Trump dikenal sangat gencar mengkritik perusahaan-perusahaan Amerika yang berbisnis di Tiongkok dan bahkan selama menjabat presiden dia melancarkan perang dagang terhadap negara tersebut.
The NYT mengungkap keberadaan rekening tersebut setelah mendapat dokumen pajak Trump, yang juga berisi rincian keuangan pribadi dan perusahaannya.
Sebelumnya, surat kabar itu memberitakan bahwa Trump hanya membayar pajak federal senilai US$ 750 (Rp 11 juta) saja selama 2016 dan 2017, ketika dia sudah menjadi presiden.
Sementara, rekening perusahaannya di Tiongkok membayar pajak lokal senilai US$ 188.561 (Rp 2,8 miliar).
Trump juga menyerang calon presiden Joe Biden terkait kebijakannya di Tiongkok semasa menjadi wakil presiden di era Barack Obama. Pemerintahan Trump bahkan memojokkan putra Biden, Hunter, dengan tuduhan telah membuat kesepakatan dengan Tiongkok.
Tidak Aktif
Alan Garten, pengacara Trump Organization, mengatakan kepada The NYT bahwa Trump International Hotels Management telah "membuka sebuah rekening di bank Tiongkok yang punya cabang di AS untuk membayar pajak lokal ".
"Tidak ada kesepakatan, transaksi, atau aktivitas bisnis lainnya sejak pembukaan dan kantor itu tidak aktif lagi sejak 2015," kata Garten.
"Meskipun rekening bank itu tetap dibuka, tetapi tidak pernah digunakan untuk maksud lain [kecuali membayar pajak]," jelasnya.
Pada Agustus lalu, Trump mengatakan dia ingin menawarkan kredit pajak untuk membujuk perusahaan-perusahaan AS agar bersedia memindahkan pabrik mereka dari Tiongkok.
Dia juga mengancam akan membatalkan kontrak-kontrak pemerintah dengan perusahaan yang terus melakukan kegiatan produksi atau outsource di Tiongkok.
Dalam sebuah pidatonya, Trump bersumpah akan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru dalam 10 bulan, dan menggarisbawahi "kita akan mengakhiri ketergantungan pada Tiongkok ".
Ironisnya, menurut berita The NYT, Trump aktif memburu bisnis lahan di Tiongkok. Upayanya makin gencar pada 2012 dengan membuka sebuah kantor di Shanghai.
Laporan pajaknya menyebut bahwa dia telah berinvestasi sedikitnya US$ 192.000 di lima perusahaan kecil yang khusus diciptakan untuk mengejar proyek-proyek di Tiongkok selama beberapa tahun. (fa/b1)
Donald trump Pilpres Amerika