Sekjen PBB Serukan Akhiri Perangi Alam
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara saat konferensi pers untuk peluncuran laporan Program Lingkungan PBB, "Berdamai dengan Alam." di markas besar PBB di New York, AS, Kamis (18/2/2021). (Foto: Xinhua)
JOSSTODAY.COM - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta tindakan global untuk menghentikan "perang bunuh diri yang tidak masuk akal dan bunuh diri di alam". Pada Kamis (18/2), Guterres mengajak semua orang ikut mengatasi gangguan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.
"Saya ingin menjelaskan. Tanpa bantuan alam, kita tidak akan berkembang atau bahkan bertahan hidup. Sudah terlalu lama, kita telah melancarkan perang yang tidak masuk akal dan bunuh diri terhadap alam. Hasilnya adalah tiga krisis lingkungan yang saling terkait: gangguan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi yang mengancam kelangsungan hidup kita sebagai spesies,” katanya dalam konferensi pers untuk peluncuran laporan Program Lingkungan PBB, “Berdamai dengan Alam.”
Seperti dilaporkan Xinhua, Guterres mengatakan kesejahteraan manusia terletak pada perlindungan kesehatan planet. Oleh karena itu, manusia perlu mengevaluasi kembali dan mengatur ulang hubungan dengan alam.
“Manusia mengeksploitasi secara berlebihan dan merusak lingkungan di darat dan laut. Atmosfer dan lautan telah menjadi tempat pembuangan limbah. Pemerintah masih membayar lebih untuk mengeksploitasi alam daripada melindunginya. Secara global, negara-negara membelanjakan sekitar US$ 4 triliun hingga US$ 6 triliun setahun untuk subsidi yang merusak lingkungan,” katanya.
Guterres mengatakan krisis iklim, keanekaragaman hayati dan polusi yang saling terkait membutuhkan tindakan segera dari seluruh masyarakat - dari pemerintah, tetapi juga dari organisasi internasional, bisnis, kota dan individu.
“Laporan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi global telah tumbuh hampir lima kali lipat dalam lima dekade terakhir, tetapi dengan biaya yang sangat besar bagi lingkungan global,” katanya.
Bumi sedang mengalami pemanasan global lebih dari 3 derajat Celcius abad ini. Beban tersebut jatuh secara tidak proporsional pada perempuan, yang mewakili 80% dari mereka yang mengungsi akibat gangguan iklim.
Lebih dari 1 juta dari perkiraan 8 juta spesies tumbuhan dan hewan di planet ini berada dalam risiko kepunahan. Penyakit yang disebabkan oleh polusi udara menyebabkan sekitar 6,5 juta kematian dini setiap tahun. Air yang tercemar membunuh 1,8 juta lebih, terutama anak-anak. Sementara itu, 1,3 miliar orang tetap miskin dan sekitar 700 juta orang masih kelaparan.
"Satu-satunya jawaban adalah pembangunan berkelanjutan yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan planet ini," katanya. (ba/b1)
Sekjen PBB Antonio Guteress