Israel dan Hamas Dilaporkan Sepakat Gencatan Senjata

josstoday.com

Serangan Israel ke sebuah gedung di kawasan hunian Gaza City pada 16 Mei 2021 menimbulkan ledakan bola api. (Foto: AFP)

JOSSTODAY.COM - Israel dan kelompok militan Palestina Hamas dilaporkan, sepakat untuk melakukan gencatan senjata, setelah 11 hari konflik yang menimbulkan korban tewas lebih dari 100 orang, dengan korban terbanyak warga Palestina.

Gencatan senjata menandakan diakhirinya pertumpahan darah langsung, tetapi kemungkinan akan membuat kedua belah pihak semakin terpisah dari sebelumnya.

Selama lebih dari 11 hari, serangan udara Israel menewaskan 232 warga Palestina, termasuk ana-anak, demikian pernyataan kementerian kesehatan kelompok Hamas.

Sedangkan dari kubu Israel, 12 orang tewas termasuk dua anak-anak.

Seorang pemimpin senior Hamas mengatakan kepada CNN bahwa gencatan senjata, di bawah persyaratan yang ditengahi oleh Mesir, akan dimulai pada pukul 2 pagi waktu setempat pada hari Jumat (21/5/2021), meskipun pengumuman resmi dari Pejabat Perdana Menteri Israel mengatakan waktu gencatan senjata belum disepakati.

"Kabinet Keamanan bersidang malam ini. Dan, dengan suara bulat menerima rekomendasi dari semua elemen keamanan - Kepala Staf, Kepala Shin Bet, Kepala Mossad, dan Kepala Dewan Keamanan Nasional - untuk menerima Inisiatif Mesir untuk gencatan senjata tanpa syarat timbal balik yang akan berlaku pada satu jam untuk disepakati nanti, " demikian pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Israel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah melakukan pemboman udara yang menghancurkan Gaza, menargetkan jaringan terowongan Hamas yang luas dan infrastruktur lainnya. Sekitar 72.000 warga Gaza telah mengungsi, kata UNICEF Rabu.

Militan Palestina telah menembakkan lebih dari 4.000 roket ke Israel, menurut IDF. Jeda terlama dalam tembakan roket dari Gaza - lebih dari delapan jam - terjadi semalam hingga Kamis (20/5/2021), sementara aksi militer Israel berlanjut.
Pernyataan dari Kantor Perdana Menteri menegaskan, bahwa IDF akan diinstruksikan untuk memulai kembali kampanyenya melawan kelompok militan di Gaza jika kelompok militan dianggap gagal untuk menjaga kesepakatan mereka.

"Pimpinan politik menekankan bahwa kenyataan di lapangan akan menentukan keputusan untuk melanjutkan kampanye militer," kata pernyataan itu. (is/b1)

 

Palestina Israel Konflik Israel Palestina Jalur Gaza Hamas