Biden: Tinggalkan Afghanistan, Keputusan Terbaik Amerika
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang mengakhiri perang di Afghanistan di Ruang Makan Negara di Gedung Putih di Washington, DC, pada Selasa 31 Agustus 2021. (Foto: AFP)
JOSSTODAY.COM - Presiden Joe Biden membuat pembelaan yang kuat pada Selasa (31/8/2021) atas keputusannya untuk meninggalkan Afghanistan. Biden mengatakan kepada warga Amerika bahwa dia menolak mengirim generasi lain untuk berperang dalam "perang selamanya".
“Saya bertanggung jawab atas keputusan itu. Saya membuat komitmen kepada rakyat Amerika bahwa saya akan mengakhiri perang ini. Hari ini, saya menghormati komitmen itu. Sudah waktunya untuk jujur. Setelah 20 tahun di Afghanistan, saya menolak mengirim generasi putra dan putri Amerika lainnya untuk berperang," kata Biden dari Gedung Putih, seperti dikutip kantor berita AP.
Biden telah menghadapi pertanyaan sulit tentang cara AS meninggalkan Afghanistan. Evakuasi yang kacau dengan berbagai kekerasan termasuk bom bunuh diri pekan lalu yang menewaskan 13 anggota militer Amerika dan 169 warga Afghanistan.
Biden juga mendapat kritik keras, terutama dari Partai Republik, atas penanganannya terhadap evakuasi. Namun dia mengatakan tidak dapat dihindari bahwa keberangkatan terakhir dari perang dua dekade, yang pertama kali dinegosiasikan dengan Taliban pada 1 Mei oleh mantan presiden Donald Trump, akan sulit dengan kemungkinan kekerasan, tidak peduli kapan itu direncanakan dan dilakukan.
“Kepada mereka yang meminta perang dekade ketiga di Afghanistan, saya bertanya, ‘Apa kepentingan nasional yang vital?’” tanyanya.
Dua puluh empat jam setelah pesawat kargo C-17 Amerika terakhir meluncur dari Kabul, Biden dengan penuh semangat membela keputusannya untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika dan menarik semua pasukan AS menjelang tenggat waktu 31 Agustus.
“Saya sama sekali tidak percaya bahwa keselamatan dan keamanan Amerika ditingkatkan dengan terus mengerahkan ribuan tentara Amerika dan menghabiskan miliaran dolar di Afghanistan,” tambahnya.
Berbicara di Ruang Makan Negara Gedung Putih yang penuh hiasan, Biden menggebrak podium saat ia merinci kerugian perang yang luar biasa. Lebih dari 2.400 kasus kematian militer AS dan anggaran perang hingga US$ 2,3 triliun (Rp 32.989 triliun).
Saat mengatasi kekhawatiran lain yang meningkat di Washington, Biden memperingatkan ISIS-K, kelompok milisi garis keras di Afghanistan yang membunuh 13 anggota militer AS, bahwa mereka akan diburu.
"Kami belum selesai dengan kalian," ancamnya.
Tetapi Biden juga memperluas argumennya, menjangkau orang Amerika yang telah lama mempertanyakan perlunya upaya AS untuk mencoba membangun bangsa di negara-negara yang bermusuhan.
“Dengan kepergian dari Afghanistan, Amerika Serikat mengakhiri era operasi militer besar untuk membentuk kembali negara-negara lain. Hak asasi manusia akan menjadi pusat kebijakan luar negeri kami, tetapi cara untuk melakukannya bukanlah melalui pengerahan militer tanpa akhir,” tambahnya. (fa/b1)
Afghanistan Joe Biden Taliban