Luhut: Jangan Panik karena Varian Omicron

josstoday.com

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitanmemberikan penjelasan dalam konferensi pers evaluasi PPKM, Senin, 25 Oktober 2021. (Foto: Youtube/Sekretariat Presiden)

JOSSTODAY.COM - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan meminta agar masyarakat tidak panik karena varian Omicron.

“Kita hanya perlu waspada dan berjaga-jaga dengan kembali mengetatkan penerapan protokol kesehatan yang sudah mulai terlihat abai ini,” kata Luhut dalam evaluasi mingguan mengenai perkembangan informasi dari penanganan pandemi Covid-19 wilayah Jawa-Bali, Senin (29/11/2021).

Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini berharap masyarakat tetap taat pada protokol kesehatan agar peningkatan kasus secara signifikan seperti pada bulan Juli lalu tidak terjadi kembali.

Seperti diberitakan, keberadaan Omicron menjadi perhatian publik gara-gara klaim penularan varian baru ini lima kali lebih cepat ketimbang varian sebelumnya.

Sejumlah negara Eropa, dan diikuti negara kawasan lain di dunia, menerapkan kebijakan pembatasan penerbangan dari Afrika tempat di mana varian Omicron pertama dideteksi. Langkah yang sejatinya normal sebagai sebuah antisipasi ini bisa diinterpretasikan sebagai sebuah kejadian luar biasa atau heboh oleh publik.

Dalam keterangannya, Luhut memaparkan perkembangan kasus varian Omicron yang telah menyebar di beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Botswana, Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia, dan Hong Kong.

Pemerintah telah mengambil langkah-langkah kebijakan yang telah diumumkan sebelumnya dan akan terus mengevaluasi kebijakan setiap saat untuk meminimalkan dampak dari masuknya varian baru ini.

Sedangkan terkait dengan kewaspadaan, Luhut mengutip hasil survei Google Mobility Jawa-Bali dan Indeks Belanja Masyarakat yang menunjukkan bahwa mobilitas masyarakat sudah cukup signifikan dibandingkan data pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020 dan mendekati periode Libur Idul Fitri 2021.

“Oleh karena itu, kita harus berhati-hati terhadap indikasi adanya kenaikan kasus dan mobilitas, terutama menghadapi periode Nataru supaya tidak terulang pembatasan sosial yang ketat,” kata Luhut.

Indikasi kenaikan kasus ini harus dijadikan sebagai pengingat untuk lebih taat protokol kesehatan dan 3T, bukan untuk menimbulkan kepanikan.

“Saat ini, jumlah testing dan tracing kita pun sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan November tahun lalu. Tingkat vaksinasi kita juga sudah di atas 60 persen dibandingkan dengan tahun 2020 di saat program vaksinasi belum berjalan,” sebutnya.

Selain itu, pemerintah telah memiliki aplikasi yang terintegrasi, yakni PeduliLindungi, yang perlu untuk terus ditegakkan penggunaannya.

Omicron Varian Covid-19 Jenis Mutasi Afsel