JOSSTODAY.COM - Peneliti Indonesia yang tergabung dalam Center Of Enverimental Space Technology terus kembangkan satelit Circularly Polarized-Synthetic Aperture Radar (CP-SAR) A5 untuk segera bisa diorbitkan diatas langit Indonesia.

Satelit ini memiliki keunggulan yang sangat positif bagi Indonesia yang terletak diantara dua benua dan dua samudera. Sebab, satelit ini dapat mendeteksi bencana alam.

Selain itu, satelit ini akan menggunakan teknologi terbarunya untuk memperlancar jalannya pendeteksian terhadap permukaan bumi.  Yakni, sensor radar dengan putaran hantaran gelombang melingkar (circular polarization) yang mampu mengurangi pengaruh getaran pesawat pembawa radar serta pengaruh rotasi Faraday yang biasanya menyebabkan gelombang mikro berotasi di ionosfer.

"Kalau dengan satelit yang sebelumnya hanya menggunakan kamera biasa, sehingga tidak bisa tembus awan dan asap tebal. Sedangkan A5 ini bisa tembus itu karena sudah menggunakan radar. Jadi, 24 jam non stop bisa memantau keadaan bumi," ungkap Peneliti Chiba University, Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo Ph.D, usai acara FGD di Gedung Rektorat ITS, Surabaya, Rabu (6/9/2017).

Dengan ini, ia berharap kedepan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir jika akan ada bencana. Sebab, jauh sebelum terjadi bencana satelit ini sudah mengetahui kondisi alam sebenarnya. "Jadi, nanti masyarakat sebelum terjadi bencana sudah melakukan persiapan," katanya.

Sementara itu, Center Of Enverimental Space Technology ini merupakan satu proyek bersama yang dilakukan Chiba University, bersama Institute Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terhadap pengembangan satelit CP-SAR A5 dan juga pengembangan ilmu pengetahuan.

Khusus untuk pengembangan CP-SAR ketiga instansi ini memiliki tugas khusus sesuai keahlian masing-masing. (ais)

Satelit CP-SAR A5 Chiba University ITS LAPAN