Kemenpora Gagas Data Base Industri Olahraga
Peserta Seminar Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Industri Olahraga di Hotel Aria, Surabaya.
JOSSTODAY.COM - Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kempora) berencana membentuk data base industri olahraga. Salah satu upaya penghimpunan data-data para pelaku usahanya adalah melalui pelatihan manajemen industri olahraga yang pernah digelar.
Kepala Bidang Manajemen Industri Olahraga Kemenpora Anang Kosim mengatakan, sudah waktunya Kemenpora memiliki data base. "Sudah berganti 13 menteri tapi sampai sekarang belum memiliki data base. Sekarang waktunya untuk membuat itu," kata Anang saat ditemui di sela acara "Seminar Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Industri Olahraga" di Surabaya, Jumat (8/9/2017).
Nantinya, keberadaan data base bisa dimanfaatkan ketika hendak mengucurkan dana hibah kepada para pelaku industri olahraga. Kemenpora ingin lebih selektif lagi dalam memberikan hibah, karena dana disalurkan mencapai ratusan juta rupiah bahkan miliaran rupiah.
"Ada hibah tidak sembarangan ngasih, harus kepada yang sudah dilatih. Jadi hasil pekerkajaan Kemenpora ada input dan output yang jelas. Untuk itu harus ada data base," tandas Anang.
Data base sekaligus akan membantu pihak Kemenpora mengindentifikasi mana saja para pelaku industri olahraga yang pernah mengikuti pelatihan dan kompeten. "Jadi nanti sewaktu mengajukan proposal (bantuan) ada sertifikatnya. Sehingga mengindari unsur-unsur KKN," cetusnya.
Selain industri olahraga, keberadaan data base bisa digunakan untuk kepentingan lainnya. Misalnya, ketika ada pihak asing yang menginginkan pelatih dari Indonesia. "Misal ada yang minta pelatih (bulutangkis) Susi Susanti. Nanti ada data pendidikan dan tempat tinggalnya Susi. Selama ini Kemenpora belum memiliki itu," ulas Anang.
Sebelumnya diberitakan, industri olahraga bukan sekadar tempat untuk memproduksi peralatan olahraga. Tetapi semua kegiatan yang ada hubungan dengan aktivitas keolahragaan.
Hal itu disampaikan oleh Prof Toho Cholik Mutohir. "Industri olahraga bukan pabrik. Tetapi semua yang berhubungan dengan olahraga. Mulai dari marchendise, even, jasa dan sebagainya," papar Toho di sela seminar bertema "Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Industri Olahraga" di Surabaya, Selasa (5/9/2017).
Pemahaman tentang industri olahraga itulah yang perlu diluruskan karena selama ini telah terjadi salah persepsi. Paradigma yang berkembang sekarang adalah industri olahraga sekadar menghabiskan uang untuk mendanai sebuah cabang olahraga (cabor). Padahal tidak sekadar itu, industri olahraga juga bisa mendatangkan uang bagi pelakunya.
"Orang mendirikan club, kemudian melatih, itu sudah industri olahraga. Orang mengadakan even, itu sudah industri olahraga. Mengirim makanan kepada atlet, itu industri olahraga, termasuk jasa kan," papar Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut.
Pemahaman lebih mendalam tentang industri olahraga itulah yang menjadi latar belakang digelarnya seminar. Acara dibuka oleh Asisten Deputi Industri dan Informasi Olahraga Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Suryati.
Pada kesempatan ini, Suryati ingin mengajak para pelaku olahraga untuk memajukan manajerial. Sekaligus menjaring beberapa pelaku usaha untuk turut memajukan industri olahraga.
"Segaja kita mengajak sekelas UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), setelah itu baru pengusaha-pengusaha besar. Targetnya tumbuh kembangkan industri olahraga. Kita ingin jaring pelaku industri, kemudian susun grand desain industri olahraga," ulasnya.
Suryati berharap industri olahraga di Jawa Timur semakin maju ke depannya. Sebab Jawa Timur sudah memiliki modal, antara prestasi olahraganya yang diakui tingkat nasional maupun internasional. "Mungkin nanti Jawa Timur bisa menjadi sentral produksi shuttlecock atau yang lainnya," pungkas Suryati.(ais)
Kemenpora Industri Olahraga Data Base Olahraga Anang Kosim