Pengamat Politik: Poros Emas Rugi Jika Pecah
Pengamat Politik asal Universitas Trunojoyo, Surokim Abdussalam. (josstoday.com/Fariz Yarbo)
JOSSTODAY.COM - Sudah semakin mendekati waktu pendaftaran bagi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dari jalur koalisi partai di Piilgub Jatim 2018. Namun, hingga kini tiga partai yang tergabung dalam koalisi Poros Emas (Gerindra-PAN-PKS) masih belum menentukan arah.
Apalagi, setelah pupusnya harapan poros ini untuk mengusung Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, terdengar kabar bahwa ketiganya akan pecah dengan masuk ke salah satu poros dari dua yang muncul. Apakah akan bergabung dengan poros Saifullah Yusuf atau poros Khofifah Indar Parawansa.
Hal itu dinilai oleh pengamat politik sekaligus Dekan Universitas Trunojoyo, Surokim Abdussalam, akan merugikan ketiga partai itu sendiri karena tidak akan memberikan dampak apa-apa.
Ia melihat jika ketiga partai tetap solid berdiri dalam satu poros baru akan lebih menguntungkan untuk kebutuhan di Pileg dan Pilpres 2019.
"Saya rasa mending buat poros sendiri dari pada gabung. Meskipun nanti akan berat, tapi ini lebih baik untuk menghitung elektoral partai untuk kepentingan 2019," jelasnya.
Apalagi, bagi PAN yang sontak terdengar akan merapat ke poros Khofifah Indar Parawansa. "Saya gatau ya, apa alasan PAN kalau merapat ke Khofifah, karena saya lihat gak akan dapat apa-apa. Selain itu, dari karakteristik orang Muhammadiyah itu punya pemikiran kritis terhadap pemimpin perempuan. Jadi saya rasa ya malah merugikan," jelasnya.
Pria yang kerap disapa Rokim itu pun menilai, jika saat ini masih ada beberapa figur yang layak diusung oleh Poros Emas. Adalah Machfud MD (mantan Ketua MK), dan M. Nuh (mantan Mendikbud) yang memiliki kapasitas baik. (ais)
Pilgub Jatim 2018 Poros Emas Pengamat Politik