Elektabilitas Gusti Tertinggi Versi PolMark Indonesia

josstoday.com

Direktur riset PolMark Indonesia, Eko Bambang Subiantoro saat menjelaskan hasil survey dalam konferensi pers di Hotel Mercure, Surabaya, Rabu (14/3/2018). (Josstoday.com/Fariz Yarbo)

JOSSTODAY.COM - Tersisa tiga bulan lagi menuju pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018, hasil survey PolMark Indonesia menunjukkan elektabilitas pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut dua yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno (Puti) lebih tinggi dari pada pasangan nomor urut satu yakni Khofifah Indar Parawansa (Khofifah)-Emil Elestianto Dardak (Emil).

Berdasarkan hasil temuan yang dilakukan dengan cara pengambilan sampling terhadap 1200 orang di Jawa Timur dengan margin eror 2.9 persen, menunjukkan ada perbedaan jauh di kedua paslon.

"Jadi kami juga menghitung elektabilitas, dan hasilnya Gus Ipul-Puti unggul dengan 42,7 persen, sedangkan Khofifah-Emil dengan 27,2 persen. Serta ada 30,1 persen yang undicided voters (belum menentukan)," papar direktu riset PolMark Indonesia, Eko Bambang Subiantoro dalam konferensi pers di Hotal Mercure, Surabaya, Rabu (14/3/2018).

Namun, berdasarkan perhitungan kemantapan pilihan, dari 42,7 persen ada 29,4 persen sudah memastikan diri memilih pasangan Gusti (Gus Ipul-Puti), sedangkan untuk pasangan Khofifah-Emil yang memiliki elektabilitas 27,2 persen ada 17,3 persen yang sudah mantap mendukung keduanya.

Hanya saja, ia mengaku masih ada 30,1 persen pemilih yang belum menentukan karena berbagai alasan.

Ia menjelaskan jika saat ini yang mempengaruhi pilihan karena faktor pengalaman kedua kandidat. Utamanya kepada dua kandidat Cagub yang asli Jawa Timur.

"Gus Ipul lebih unggul sekitar 22 persen karena pengalamannya sebagai Wakil Gubernur dua periode. Sedangkan Khofifah hanya sekitar 6 persen karena minim pengalaman sebagai kepala daerah," jelasnya.

Ia juga menjelaskan, ada perbandingan identitas/karakter kedua paslon dalam penentuan pilihan di masyarakat. Dari empat aspek, pasangan Gusti berhasil unggul cukup jauh dari Khofifah-Emil.

Pertama, sebanyak 40,5 persen masyarakat memilih Gusti karena memiliki komitmen kuat untuk memberantas korupsi, sedangkan 22,9 persen memilih Khofifah-Emil. Kedua, 44,9 persen menilai Gusti mewakili masyarakat yang beragam, dibanding 24,5 persen yang memilih Khofifah-Emil. Ketiga, 46,9 persen memilih Gusti karena mewakili dan membawa aspirasi umat islam, dibanding Khofifah-Emil yang dipilih oleh 24,8 persen pemilih. Dan terakhir, 46,2 persen memilih Gusti karena bisa mempersatukan semua kelompok, golongan, dan agama, dibanding Khofifah-Emil yang meraih 22,8 persen.

Sementara itu, Pengamat Politik asal Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan mengaku jika angka 30,1 persen undicided voters tidak menjamin elektabilitas Gus Ipul yang tinggi. Masih ada kemungkinan terjadi perubahan dalam tiga bulan kedepan.

Ia pun melihat, dua setengah bulan kedepan akan terjadi pertarungan sengit karena strategi pemenangan harus lebih tepat lagi.

"Menurut saya ada beberapa cara. Tapi, yang paling penting itu faktor debat nanti, karena saya yakin 30,1 persen itu menunggu langkah kongkrit dari kedua kandidat," ujarnya.

"Selain itu, keduanya juga harus memobilisasi dukungan baik dari tingkat atas hingga tingkat bawah," pungkas pria yang akrab disapa Kacung itu. (ais)

Pilgub Jatim 2018 Gus Ipul Puti Khofifah Emil PolMark Indonesia