Khofifah, Sosok Kartini Zaman Now
Khofifah Indar Parawansa
JOSSTODAY.COM - Di era modern saat ini, semangat Kartini masih melekat pada perempuan Indonesia. Semangat tersebut ada pada calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Sebelum menjadi kandidat, Khofifah sudah lama terlibat dalam urusan sosial dan pemberdayaan perempuan.
Semua berawal dari saat Khofifah menjadi pimpinan Komisi VIII DPR RI periode 1995-1997. Komisi VIII DPR RI ruang lingkupnya meliputi agama, sosial dan pemberdayaan perempuan. Khofifah menjadi pembeda di antara anggota parlemen yang didominasi kaum adam. Kegigihannya bak mengejawantahkan kalimat ‘Aku mau! membuat kita mudah mendaki puncak gunung’ yang dtuliskan Kartini.
Perjuangan Khofifah menyuarakan kaum perempuan semakin nyata saat dipilih oleh Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) masuk dalam Kabinet Persatuan Nasional. Khofifah yang merupakan murid kesayangan Gus Dur ditempatkan menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Di saat yang bersamaan, Khofifah juga dipercaya menjabat Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Di level internasional, Khofifah banyak terlibat dalam konferensi internasional organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) yang membahas soal pengembangan perempuan dan anak. Khofifah dipercayamenjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam “Women 2000, Gender Equality, Development and Peace for the Conventi on on The Elliminati on of All Forms of Discriminati on Against Women” di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat pada 28 Febuari 2000.
Dia juga diamanati sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam “Women 2000, Gender Equality, Development and Peace for the Twenty First Country” Sidang Khusus ke-23 Majelis Umum PBB, di New York, Amerika Serikat pada 5-9 Juni 2000.
Saat menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak serta Kepala BKKBN, Khofifah tetap aktif di Nadhalatul Ulama (NU), tempat dirinya bernaung. Sejak tahun 2001, Khofifah terpilih menjadi Ketua Muslimat NU. Hingga saat ini, Jamaah Musimat NU masih mempercayai Khofifah sebagai ketua hingga tahun 2021 nanti.
Lama tak masuk dalam jajaran menteri, Khofifah kembali terpilih masuk dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menempatkan Khofifah sebagai Menteri Sosial. Selama menjabat sebagai Menteri Sosial, Khofifah banyak menghasilkan program-program yang pro rakyat khususnya pada perkembangan keluarga, perempuan dan anak. Salah satu program yang paling populer dari Khofifah adalah Program Keluarga Harapan (PKH)
Melalui PKH, keluarga kurang mampu bisa mendapat fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan (fasdik). PKH juga diapresiasi oleh Bank Dunia sebagai program dengan biaya paling efektif untuk mengurangi kemiskinan dan menurunkan kesenjangan antar kelompok miskin.
Setelah sukses menjadi Menteri Sosial, Khofifah merasa terpanggil untuk pulang kampung ke Jawa Timur. Dia ingin menyelesaikan persoalan kemiskinan di Jawa Timur. Khususnya ketimpangan kemiskinan antara kota dan di desa. “Kemiskinan di kota 7,7 persen. Sementara di desa mencapai 15,8 persen,” ujar Khofifah.
Karena itu, Khofifah memberanikan diri untuk mundur sebagai Menteri Sosial dan memilih maju menjadi Cagub Jawa Timur berpasangan dengan politisi muda yang juga menjabat sebagai Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak. Keduanya lalu menelurkan ‘Nawa Bhakti Satya’ atau atau sembilan cita-cita mulia.
Nawa Bhakti Satya Khofifah-Emil berisikan Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas dan Sehat, Jatim Akses, Jatim Berkah, Jatim Agro, Jatim Berdaya, Jatim Amanah dan Jatim Harmoni. Tidak lupa, Khofifah juga membawa program unggulannya selama menjadi Menteri Sosial, PKH, ke Jawa Timur dalam bentuk PKH Plus.
Dalam perjalannya, Khofifah lantang menyerukan soal pembelaan hak-hak perempuan. Lebih dikhususkan lagi, perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Khofifah menyerukan hal tersebut karena banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga bekerja sebagai buruh pabrik.
"Tidak harus single parent, tapi ada yang secara ekonomi menjadi tulang punggung keluarga. Jumlahnya ada 2,6 juta di Jawa Timur," ujar Khofifah.
"Yang saya datangi di Malang dan Jombang, yang kerja di SKT (Sigaret Kretek Tangan) rata-rata perempuan tulang punggung keluarga. Banyak yang bekerja diatas 15 tahun," kata Khofifah usai berkunjung ke salah satu pabrik rokok di Surabaya pada 13 April lalu.
Untuk itu, Khofifah meminta para pengusaha Jawa Timur ikut dalam program yang diberi nama ‘Sabuk Kesejahteraan Warga Jawa Timur'. Program tersebut merupakan upaya untuk melindungi para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga agar mereka tetap bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan untuk menghidupi keluarga mereka.
"Dari beberapa pertemuan dengan pelaku usaha, sesungguhnya pelaku bisnis di Jawa Timur ini harus menjadi 'Sabuk Kesejahteraan Warga Jawa Timur'. Artinya industri padat karya tetap menjadi komitmen," ucap Khofiah.
"Ini akan meneteskan kesejahteraan pada masyarakat Jawa Timur, khususnya perempuan kepala keluarga," lanjutnya.
Nyaringnya Khofifah menyuarakan hak perempuan dan kiprahnya di berbagai bidang mendapat apresiasi dari Internasional Film Festival for Women, Social, Issues, and Zero Discrimination (IFFWSZ). Khofifah disebut sosok inspiratif kaum perempuan.
Dewan Penasihat DKR (Dewan Kreatif Rakyat) Lily Wahid mengatakan, penghargaan tersebut menjadi bukti bahwa perempuan dapat tetap menunjukkan eksistensinya bagi masyarakat di tengah masih maraknya diskriminasi.
"Mereka adalah contoh bagaimana, di tengah adanya diskriminasi yang terjadi di masyarakat, mereka tetap bisa memberikan kontribusi terbaik di posisi atau institusi tempat mereka bekerja. Semoga ini bisa bangkitkan dan meniadakan diskriminasi bagi perempuan di Indonesia," ucap Lily. (pr/mif)
pilkada 2018 Cagub Jatim Khofifah