Densus 88 Tahan Satu Keluarga di Sleman
Ilustrasi Densus 88
JOSSTODAY.COM - Detasemen Khusus Anti Teror (Densus) 88 Mabes Polri menangkap satu keluarga di Dusun Bedingin Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (11/7). Densus 88 juga menyita barang bukti satu mobil Super Kijang, satu motor, dua pisau kecil, satu pedang, satu laptop, dua handphone, satu busur dan anak panah serta beberapa dokumen.
Saksi Sumarjono mengatakan, Saefulloh (45) yang merupakan mantan narapidana teroris bom Thamrin Jakarta adalah warga Banguntapan, Bantul. Dia diamankan bersama istrinya SS (42) dan empat anaknya, SIF (21), AFR (19), GR (6) dan Khod. "Pada Februari, dia izin mau tinggal di sini, lalu saya minta kartu keluarga dan KTP,” kata Sumarjono yang merupakan ketua RT 05/35 Dusun Bedingin Weta Sleman ini, Kamis (12/7).
Namun tak lama berselang tinggal di wilayahnya itu, Sumarjono mendapatkan informasi dari petugas bahwa Saefulloh merupakan seorang eks napi terorisme. "Infomasi dari petugas, SFH itu dulunya teroris," katanya.
Berdasarkan identitas, satu keluarga tersebut tercatat sebagai warga Banguntapan, Bantul. Adapun SFH merupakan pendatang dari Tegal, Jawa Tengah. "Kesehariannya berjualan bakso tusuk dan martabak di sekitar sini," terang Sumarjono.
Penangkapan terduga teroris tidak saja terjadi di Kabupaten Sleman, namun juga di Kabupaten Bantul. Densus 88 Mabes Polri menggrebek sebuah rumah di Dusun Mrisi, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul sekitar pukul 03.00 WIB dan mengamankan Maryanto alias Teming (41). Sebelum ditangkap, Maryanto aktif di salah satu ormas di Yogyakarta. Selanjutnya Maryanto bergabung dengan jaringan yang diduga JAT. Namun oleh keluarga tak disetujui bahkan keluarga sudah melaporkan Maryanto ke polisi.
Seperti penangkapan satu keluarga terduga jaringam teroris di sebuah rumah kontrakan di Mlati, Kabupaten Sleman, aparat kepolisian bungkam.
Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri saat dikonfirmasi terkait penangkapan ini mengatakan bahwa pihaknya masih dalam proses mengumpulkan informasi. "Saya baru dengar, informasinya belum lengkap," ujarnya.
Dofiri menyebutkan personel yang terlibat penangkapan berasal dari tim gabungan dari Mabes Polri. "Di sini kan ada Satgas, kerja sama. Tapi teknisnya nanti, kronologis ke Kabid Humas, jangan sekarang nanti malah salah (memberi keterangan)," jelasnya. (is/b1)
teroris