Sejumlah Terduga Teroris Diamankan di Jawa Timur
Ilustrasi
JOSSTODAY.COM - Buronan eks narapidana teroris (napiter) Abdullah alias Anwardi, pemilik bom yang meledak hingga melukai anak balitanya sendiri berhasil ditangkap, Sabtu (4/8). Abdullah berhasil ditangkap petugas Polsek Lawang di kawasan Jalan Kalibiru, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Sabtu (4/8). Dari tangan Abdullah diamankan sebilah senjata tajam pisau, 90 butir gotri, jaket parasit warna biru, sebuah tas warna merah berisi sajadah, baju, sarung dan lain-lain.
“Petugas kami terpaksa melumpuhkan dengan tembakan karena menyerang petugas patroli yang hendak menangkapnya,” ujar Kapolres Malang AKBP Yade Setuiawan Ujung yang dikonfirmasi, Minggu (5/8).
Penangkapan terhadap napiter Abdullah itu bermula dari informasi warga yang melihat seorang tak dikenal dengan ciri khas keturunan Timur Tengah, tidur-tiduran dengan bantal tas di wilayah Rukun Tetangga (RT) 01 sekitar Pasar Lawang. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti petugas patroli Polsek Lawang dengan mencoba mendatangi lelaki tak dikenal itu. Ketika didekati, mendadak lelaki tersebut menghunus sajam pisau dan mengancam akan melemparkan bom yang dibawanya.
Petugas memintanya menyerahkan diri dan membuka isi tas yang semula disebutkan berisi bom. Hadi Suyatno, Ketua RT-01 setempat melihat, bahwa orang yang mencurigakan itu justru menyerang petugas patroli dengan senjata tajam pisau ketika ditanya identitasnya. Karena membahayakan keselamatan jiwa petugas, tiga kali tembakan ke udara dilepaskan agar lelaki itu melemparkan pisaunya ke tanah dan menyerah.
“Karena masih melawan, ya kemudian ditembak tangannya yang membawa pisau itu,” ujar Hadi Suyatno ketika ditemui, Minggu siang.
Jember
Sementara itu penangkapan terhadap AR, terduga teroris yang tinggal di Perum Istana Tegalbesar, Cluster Kutai, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Sabtu (4/8) malam lalu, dalam kesehariannya berjualan bakso keliling dengan bersepada motor Honda Grand L-2462-RG. AR sendiri diamankan petugas Densus di lokasi lain di wilayah kota Jember. Dari rumah terduga teroris itu petugas Densus mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya laptop, sajam dan dua buah telepon seluler (ponsel) beserta delapan kartu perdana ponsel.
Ketua RT setempat, Nurcahyo yang dihubungi terpisah membenarkan, bahwa AR baru sekitar delapan bulan menempati rumah di Perum Istana Tegalbnesar. Ada empat petugas Densus yang diback up sekitar 15 petugas Sabhara Polres Jember bersenjata lengkap melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris AR yang ditangkap petugas yang sama dari itu di tempat yang lain. Dalam penggeledahan itu petugas menemui isteri dan tiga anak AR.
Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo ketika dikonfirmasi terpisah hanya membenarkan ada penangkapan dan penggeledahan oleh Densus namun pihaknya mengaku tidak berwenang memberikan keterangan.
Blitar
Sementara itu Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap tiga orang terduga teroris di Kcamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jumat (3/8) malam. Namun demikian Kapolres Blitar AKBP Annisullah M Ridha mengaku hanya tahu mereka adalah terduga teroris dan tidak tahu identitas mereka maupun kasusnya.
Menurut sumber SP, salah satu terduga teroris berinisial GA ditangkap saat sedang antre di layanan teller BCA di Jalan Urip Sumoharjo, Beru Wlingi. GA diduga sebagai pemilik bengkel motor Sumber Mesti milik keluarga besarnya.
Kapolres menyatakan bukan kewenangannya untuk menjelaskan operasi Densus tersebut. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera ketika dikonfirmasi Minggu juga menyatakan bahwa ia tidak berwenang memberikan keterangan masalah terorisme. “Tanyakan langsung ke Densus 88 Antiteror Mabes Polri,” katanya. Namun dari informasi Risdianto, Ketua RT-02 Kelurahan Plosokerep, rumah yang digeledah petugas Densus itu milik LS (48). Terduga LS sendiri diamankan di depan SPBU Jalan Kenari.
Kapolres Biltar Kota Adewira Negara Siregar membenarkan penangkapan LS, namun pihaknya hanya diminta back uppengamanan untuk penggeledahan rumah di Jalan Ploso tersebut. Juga diminta seorang polwan, karena yang akan ditemui adalah isteri LS.
Banyuwangi
Sementara itu penangkapan terhadap Eka Puput Warsa (30), PNS Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Rabu (1/8) malam yang lalu menurut Direktur Poliwangi Son Kuswadi melalui Humas Poliwangi, Wahyu Naris Wangi, menjadi PNS pengangkatan tahun 2014 lalu. Saat ini Eka Puput tercatat sebagai staf administrasi di Manajemen Bisnis Pariwisata.
“Yang bersangkutan memang sempat diawasi Badan Intelejen Negara (BIN) beberapa bulan lalu. Makanya pada Juni 2018 Eka sudah membuat surat pernyataan tidak ikut-ikutan sebagai anggota kelompok teroris manapun,” ujar Wahyu Naris sambil membenarkan, Eka bekerja cukup rajin dan tidak mencerminkan gelagat seperti teroris. Eka yang berasal dari Probolinggo, selama lima tahun terakhir tinggal sementara bersama isteri dan dua anaknya di Desa Parangharjo, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. (gus/b1)
teroris