Wisata Kuliner Indonesia Masih Ketinggalan

josstoday.com

William Wongso (kiri) tengah memaparkan perkembangan food tourism di dunia dan Indonesia kepada awak media di konferensi pers The Rise of Food Tourism di studio masak Almond Zucchini, Jakarta Selatan pada Senin (17/9)

JOSSTODAY.COM - Survei dari The World Tourism Organization (UNWTO) terhadap sejumlah responden menyimpulkan bahwa, 87 persen kuliner merupakan elemen yang penting dalam sektor industri pariwisata di suatu negara. Kuliner dan pariwisata memang sejatinya sangat berkaitan dengan erat, karena pada dasarnya kuliner dan pariwisata memiliki simbiosis mutualisme.

Di mana apabila sektor pariwisata suatu daerah atau negara tersebut maju berkembang dengan pesat maka secara otomatis potensi kekayaan kulinernya pun bisa ikut maju dan berkembang lebih lagi. Sehingga pada akhirnya, yang akan terkenal dan menggaung bukan hanya tujuan destinasi wisata disebuah negara, namun juga makanan lokal daerah setempat bisa menjadi ikon di tanahnya sendiri.

Sebagai pakar kuliner, William Wongso pun mengatakan bahwa tren wisata kuliner telah dilirik oleh negara-negara di kawasan Eropa dan Asia sejak belasan bahkan puluhan tahun lalu. Namun sayang, dibandingkan kuliner di negara lain, khususnya Asia, kuliner Indonesia masih belum begitu populer dan dikembangkan sebagai salah satu daya tarik pariwisata, baik untuk dalam negeri sendiri dan mancanegara.

“Contohnya di Saigon, Vietnam. Sudah lama mereka mengembangkan Vespa Tour. Kita diajak blusukan makan. Makan sepuasnya selama empat jam biayanya 65 dolar. Selain itu, di India juga terdapat paket wisata Delhi Food Walk, dimana para wisatawan diajak blusukan ke bagian kota tua di New Delhi,” kata William Wongso di konferensi pers The Rise of Food Tourism di studio masak Almond Zucchini, Jakarta Selatan pada Senin (17/9).

Menurutnya kondisi ini sangat disayangkan, pasalnya Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang melimpah. Setiap daerah memiliki resep dengan cita rasa yang berbeda. Lebih dari itu, kuliner juga mampu menunjukkan kebudayaan sebuah bangsa.

Untuk itu, perlu ulur tangan dan perhatian seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan kuliner sebagai sektor utama dalam perkembangan pariwisata Indonesia. Salah satu yang tengah menggencarkan hal tersebut adalah travel concierge Pelangi Benua, yang berfokus pada paket wisata dan aktivitas yang berhubungan dengan food tourismsejak 2013.

CEO Pelangi Benua, Vinny Mulyadi melihat bahwa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk sektor pariwisata kuliner ini. Dari 34 wilayah, Indonesia tercatat memiliki 5.000 resep kuliner, ratusan rempah, dan cerita menarik di balik hidangan makanannya.

“Indonesia sebenarnya sudah punya semua hal yang perlu untuk dijual dalam wisata kuliner. Namun, tantangannya kita harus bersaing dengan dunia internasional dan punya identitas diri,” katanya.

Minat Millenials
Untuk mengembangkan kuliner Indonesia, tentu tidak terlepas dari kegiatan digital yang kini tengah digandrungi generasi milennial. Sejumlah studi menunjukan bahwa, generasi milenial ke depan akan mendominasi populasi travelers, mereka menjadi penentu dari tren. Bahwa generasi milenial adalah generasi yang menyukai tantangan dan eksplorasi yang lebih jauh tentang objek wisata sampai makanan.

“Sekarang adalah tren di mana kalangan millennials berpergian tidak hanya memburu tempat wisata saja, tetapi mereka juga merencanakan tempat kuliner khas dari wilayah tersebut,” ungkapnya.

Berangkat dari fakta tersebut, Pelangi Benua yang dipimpin oleh Vinny kemudian memasukan elemen-elemen penting dalam merancang perjalanan wisata yang sesuai dengan kebutuhan generasi millennials saat ini.

"Dalam perjalanan wisata harus ada kualitas pelayanan dan konten program yang lengkap. Yaitu kuliner, budaya, alam, dan juga belanja. Kami juga melakukan kurasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak daerah untuk melengkapi story behind," ungkapnya.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Chief of Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI), Santhi Serad yang mengatakan bahwa, "Kurang lengkap rasanya merasakan makanan Indonesia hanya dari rasanya saja. Sementara makanan itu dilahirkan dari background kebudayaan yang kuat. Food tourism adalah cara menikmati pengalaman rasa dan kebudayaan di waktu yang sama."

Santhi pun menambahkan bahwa dengan kerja sama Pelangi Benua dengan ACMI, mereka ingin masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial mengenal kekayaan budaya dengan kuliner dari setiap daerah yang ada. (fa/b1)

Wisata Kuliner Indonesia kuliner indonesia