JOSSTODAY.COM - Film A Man Called Ahok yang berkisah tentang perjalanan hidup mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mulai tayang Kamis (8/11) di seluruh bioskop Indonesia.

Film yang berkisah tentang kisah kehidupan Ahok sejak kecil hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta ini diproduksi The United Team of Art (TUTA). Salah satu inti cerita adalah antara Ahok dan ayahnya, seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Komunitas Banteng Muda (KBM), Lexyndo Hakim.

"Kita wajib bersyukur ada film Indonesia seperti ini yang menyampaikan pesan positif untuk anak bangsa terlebih dari kisah nyata, saya bangga dan terimakasih buat produser pemain dan semua pihak yang terlibat pada film Indonesia ini," Lexyndo saat ditemui usai menyaksikan penayangan perdana film tersebut di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Kamis (8/11).

"Saya kira film ini akan bisa menjadi obat penawar rindu bagi Teman Ahok, tapi buat yang bukan teman Ahok pun layak dan disarankan juga nonton film ini. Mari kedepankan positive thinking, mari kita belajar buang semua pikiran jelek terhadap hal tertentu, dan apalagi film ini menceritakan sebuah kisah nyata, sebuah realita kehidupan yang benar terjadi di Republik ini."

Lexyndo mengatakan pesan moral dalam film ini adalah semua warga negara Indonesia berhak atas kesetaraan terlepas dari latar belakang etnis, suku, dan agama.

"Sebagai sesama anak bangsa, kita harus sudah lupakan soal diskriminasi ras dan etnis, karena itu sudah selesai di era digital dan zaman now ini," ujarnya.

"Selain pesan moril yang sangat baik dari film itu, juga diceritakan oleh ayah Ahok bahwa pariwisata Belitung akan menjadi masa depannya Belitung, dan memang sangatlah indah, jadi mungkin bisa menambah wawasan bagi kita semua untuk datang juga berwisata ke Belitung," tandasnya. (fa/b1)

Film film A Man Called Ahok