Pengamat: Gubernur Tidak Perlu Dipilih Masyarakat

josstoday.com

Guru besar fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (Fisip) UNAIR, Prof Kacung Marijan. (Josstoday.com/Fariz Yarbo).

JOSSTODAY.COM - Guru Besar fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (Fisip) Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Kacung Marijan, menilai jika sistem pemilihan Gubernur harus dirubah. Hal itu ia sampaikan ketika memberi materi dalam Gelar Inovasi Guru Besar di Ruang Amerta Gedung Rektorat UNAIR, Surabaya, Kamis (15/11/2018).

Ia menjelaskan jika tidak perlu dipilihnya gubernur secara langsung oleh masyarakat karena kinerjanya yang tidak secara langsung mengatur masyarakat. Di mana, masyarakat sejatinya dimiliki oleh Bupati atau Walikota.

"Gubernur itu adalah wakil dari pemerintah pusat untuk mengordinir daerah-daerah," ujarnya.

Karena itu, perlu ada formula baru dalam pemilihan gubernur. Salah satunya dengan menghapus pemilihan langsung, diganti dengan pemilihan melalui perwakilan pemerintah, DPRD Jatim, dan Bupati/Walikota.

"Mungkin formula pemilihannya bisa 50 persen suara DPRD Jatim, 30 persen suara kota/kabupaten, dan 20 persen suara perwakilan pemerintah pusat," jelasnya.

Pria yang akrab disapa Kacung itu menjelaskan, jika formula itu tidak akan merubah tatanan demokrasi karena kepentingan yang berbeda dengan pemilihan bupati/walikota, san pemilihan presiden.

Hal senada juga disampaikan oleh Pengamat Politik UNAIR, Dr Suko Widodo. Menurutnya, pemikiran yang dituangkan Kacung sangat tepat. "Itu sangat benar, karena gubernur tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat. Gubernur wakil pemerintah pusat yang setara menteri, dia orang profesional tugasnya membantu presiden untuk mengkordinir seluruh daerah," ujarnya. (ais)

 

UNAIR Gelar Inovasi Politik Gubernur Kacung Marijan