Negeri Pengumpat

Misbahul Huda
JOSSTODAY.COM - Oleh Misbahul Huda*
Akhir-akhir ini kita mendengar beberapa pemimpin menyampaikan perkataan yang kurang tepat disampaikan di ruang publik. Sontoloyo, Gendruwo, Tampang Boyolali, hingga yang paling tidak nyaman di dengar adalah kata-kata "ASU" yang diucapkan dengan emosional.
Meski disampaikan dengan bercanda, "tampang Boyolali" tetap merugikan pendengar yang berkaitan dengan objeknya. Meskipun ketika mendengar tertawa, tapi yang lainnya belum tentu rela. Apalagi era viral seperti sekarang yang mudah menyebar. Tentu saja hal ini pada akhirnya merugikan diri sendiri. karena bisa jadi banyak orang Boyolali antipati.
Lain lagi kalau sosok pimpinan negara menyampaikan Politikus Sontoloyo dan Politikus Gendruwo, apa pun maksudnya itu, justru akan menjadi contoh cerminan berpolitik di Indonesia. Pemimpin saja menyampaikannya demikian, apalagi bawahan. Kita seperti disuguhi sosok Mourinho dalam sepakbola yang menyampaikan komentar selalu provokatif.
Di sisi lain kita juga mengetahui bagaimana karakter sesungguhnya seseorang akan terlihat dari perkataannya. Seorang guru tidak mungkin berkata kotor. Seorang preman sangat wajar mengumpat. Pemimpin mengumpat, maka kedudukan tinggi bukanlah tempat yang tepat. Saya tidak mau negeri ini menjadi negeri para pengumpat.
Menyakitkan lagi pemimpin daerah yang mengucapkan "ASU" dengan emosional. Kata-kata yang diucapkan seseorang ketika emosi adalah refleksi murni dari karakter seseorang. Dengan mudahnya mengucapkan demikian, menandakan perkataan itu sudah melekat di mulutnya.
Masyarakat tidak sedang menonton drama sepakbola, yang terbiasa dengan perang perkataan. Atau bahkan UFC yang harus ada kata mengejek dari petarung semacam Macgregor. Ini negara Indonesia. Yang dikenal dengan kesantunan dan keramahan. Apakah budaya itu sudah mulai hilang?
Sederhananya, apakah kita sudah tidak ada lagi nurani. "Is'al dhomirok, istafty qolbak", tanyakan kepada hati nurani, pantaskah hal demikian diucapkan oleh seorang pemimpin. Atau masih pantaskah yang demikian memimpin?.
Tentu kita tidak ingin negeri yang lagi susah dirundung banyak masalah ini dipimpin para pengumpat. Saatnya memilih dengan hati untuk Indonesia yang lebih baik. [.]
*Misbahul Huda adalah Penulis Buku Motivasi dan Parenting, Spiritual Trainer, Cendekiawan Muslim, dan Caleg DPR RI Dapil Surabaya-Sidoarjo
Misbahul Huda