Banyak Masyarakat Apolitis, Partai Gagal Beri Pendidikan Politik
JOSSTODAY.COM - Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dinilai akan kehilangan begitu banyak partisipasi masyarakat. Karena itu, banyak partai yang terancam tidak lolos ambang batas parlementary threshold (PT). Hal itu disampaikan oleh Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Suko Widodo, Senin (19/11/2018).
Pria yang akrab disapa Suko itu mengatakan, hingga lima bulan jelang dilaksanakannya Pemilu masih cukup besar sikap apolitis yang ditunjukkan masyarakat.
Suko menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan besarnya sikap apolitis masyarakat. Paling utama, kurangnya narasi politik yang menggugah masyarakat untuk memilih.
"Saat ini terlalu banyak debat kusir atau hal kurang elok lainnya yang dilihat dan didengar masyarakay. Partai politik beserta para elite harus berjuang membuat masyarakat kembali tidak apolitis. Caranya, ya harus bangun narasi-narasi yang bermanfaat," jelas Suko.
Ia pun menyayangkan kinerja partai yang kurang dalam memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat. Di mana, pendidikan politik hanya diberi saat jelang pemilihan saja.
"Kenapa Partai Politik? Karena itu memang fungsi mereka. Jangan hanya ketika masyarakat apolitis lalu malah kebingungan dan tidak berbuat apa. Bersinergi dengan para akademisi untuk membuat kajian-kajian ilmiah mungkin bisa jadi solusi," tambahnya.
Karena itu, ia juga meminta agar partai menggunakan hal-hal realistis dalam setiap pesan politik yang disampaikan.
BANYAK PARTAI TERANCAM TAK LOLOS PARLEMENTARY THRESHOLD
Senada dengan Suko, Wakil Rektor I Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Prof Kacung Marijan menjelaskan jika Pemilu nanti akan membuat partai kesulitan mencapai ambang batas parlementary threshold 4 persen, karena kurangnya gerakan yang masih terhadap masyarakat.
Karena itu, ia menilai hasil survey dari beberapa lembaga survey terkait elektabilitas partai sangat tepat. Di mana dari hasil survey menyebut ada enam partai yang tidak lolos, dan lima partai terancam tidak lolos.
"Saya kira hanya lima partai, maksimal tujuh lah yang akan lolos. Akan ada banyak partai yang tak lolos PT seperti partai baru, plus beberapa partai lama. Karena mencapai 4 persen itu berat," kata pria yang juga Guru Besar Ilmu Politik UNAIR itu.
Sebelumnya beberapa lembaga survey telah merilis elekabilitas parpol. Hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) Denny JA misalnya, menyebut enam partai yang tidak lolos adalah Partai Hanura dengan 0,6 persen, PBB dipilih 0,2 responden, PSI dipilih 0,2 responden, Partai Berkarya dipilih 0,1 responden, PKPI dipilih 0,1 responden, dan Partai Garuda dipilih 0,1 responden.
Sementara lima partai terancam tidak lolos adalah PKS dipilih 3,9 persen responden, PPP dipilih 3,2 persen responden, Partai Nasdem dipilih 2,2 persen responden, Perindo dipilih 1,7 persen responden, dan PAN dipilih 1,4 persen responden.
Hasil yang sama juga disampaikan oleh hasil survey Litbang Kompas. Di mana ada enam partai tidak lolos ambang batas yakni Hanura dengan 1 persen, PBB 0,4 persen, PSI 0,4 persen, Partai Berkarya 0,4 persen, Partai Garuda 0,3 persen, dan PKPI 0,1 persen.
Sedangkan lima partai yang terancam adalah Partai Nasdem 3,6 persen, PKS 3,3 persen, PPP 3,2 persen, PAN 2,3 persen, dan Perindo 1,5 persen.
Dari hasil itu, hanya ada lima partai yang dipastikan lolos seperti PDI Perjuangan, Partai Gerindra, PKB, Partai Demokrat, dan Partai Golkar.
"Namun survey masih awal, apalagi Pemilu masih lima bulan lagi. Bisa saja partai yang mendekati bisa lolos, yang jauh akan sangat berat. Tapi saya kira partai baru banyak yang tidak lolos," pungkasnya. (ais)
Pemilu 2019 Partai Politik Parlementary Threshold