Teroris Poso Tinggal 10 Orang, Kuasai Tiga Senpi
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Kamis 24 Maret 2016.
JOSSTODAY.COM - Mabes Polri mengatakan jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora dan bergerilya di pegunungan Poso dan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah tinggal segelintir orang. Mereka inilah yang menembak dua anggota polisi yang tengah melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah korban mutilasi yang juga mereka lakukan.
“Satgas Tinombala, gabungan TNI-Polri, saat ini sudah mengerucut dan terus melakukan pengejaran terhadap beberapa tersangka yang diduga melakukan perbuatan melawan hukum khususnya pembunuhan (mutilasi) yang diketemukan hari Minggu kemarin,” kata Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri Rabu (3/1).
Polisi yakin jika pelakunya adalah Ali Kalora cs setelah mendapatkan seorang saksi yang kini sudah diamankan oleh Satgas. Saksi tersebut mengonfirmasi sosok pelaku setelah diperlihatkan foto-foto DPO yang dimiliki Polda Sulteng.
“Saksi kunci sudah membenarkan 100 persen. Dia mengkonfirmasi satu-satu foto yang dikenali oleh saksi yang melihat peristiwa pembunuhan tersebut. Jumlah mereka tidak banyak, kecil, jumlahnya 10 orang,” lanjutnya.
Juga sudah diidentifikasi kekuatannya dimana mereka hanya memiliki 3 senjata. Dua senjata laras panjang dimana satu rakitan dan satu senjata laras pendek jenis rakitan. Sisanya senjata tajam.
Satgas Tinombala sudah memiliki pola pengejaran. Polda Sulteng juga menurunkan tim Binmas bekerjasama dengan stakeholdermemberikan pencerahan, edukasi, bimbingan, dan pendampingan pada masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan situasi ini.
“Kita juga ingin memberikan jaminan keamanan khususnya masyarakat di desa-desa yang berbatasan dengan hutan. Kita lakukan penyekatan dalam rangka memotong jalur distribusi logistik. Mereka membunuh masyarakat karena ingin menunjukan eksistensinya dan ada masyarakat yang mengetahui pergerakan mereka,” tambahnya.
Karena kekuatannya kecil, persenjataan terbatas dan amunisi terbatas, maka mereka tidak berani merencanakan penyerangan terhadap aparat. Kalau berani menurut Dedi berarti mereka masuk killing ground. Oleh karena itu gerakan mereka gerakan hit and run.
Polisi memastikan korban mutilasi atas nama RB alias Anang (34) asal suku Toraja. Korban diketahui pekerja di ladang di sekitar desa tersebut.
Seperti diberitakan kelompok DPO Poso pimpinan Ali Kalora cs ini melepaskan tembakan yang mengenai dua polisi yakni Bripka Andrew Maha Putra (Resmob satgas 3 Tinombala) dan Bripda Baso (Sat Intelkam Polres Parimo). (is/b1)
Teroris Poso