Penghapusan UN Bisa Hilangkan Standar Pendidikan

josstoday.com

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto.

JOSSTODAY.COM - Sektor pendidikan sebagai indikator kemajuan bangsa dalam ilmu pengetahuan tentu memerlukan standar kompetensi yang terukur dan mengacu pada tuntutan bidang pendidikan terkini. Hingga kini ujian nasional (UN) masih dipercaya sebagai tolok ukur standar penentuan kelulusan siswa di Indonesia demi mencapai standar nasional dan kemampuan yang sama.

Oleh karena itu, ketika cawapres kubu 02, Sandiaga Uno di debat ketiga Pilpres 2019 (Debat Cawapres), menyatakan akan menghapus UN dalam program kerjanya, maka rencana itu langsung dianggap tidak masuk akal. Pasalnya, di tengah era persaingan global yang membutuhkan kemampuan dan ilmu pengetahuan, para siswa Indonesia harus memiliki standar nasional yang berbanding lurus dengan standar negara lain yang lebih maju agar kita bisa bersaing.

"Bagaimanapun, bicara pendidikan, di negara manapun membutuhkan standar. Jika tidak ada standar bagaimana mengetahui kita sudah sampai di mana? Terutama di era persaingan dan dalam rangka menyambut revolusi industri 4,0," ujar Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Krstiyanto, mengomentari isi debat ketiga tersebut pada keterangannya Senin (18/3/2019).

Ya, mengenai perlunya ujian nasional sebagai standar pendidikan nasional, Wakil Presiden, Jusuf Kalla, pernah menyatakan UN tak hanya menyangkut angka semata yang diraih siswa.

"Dengan adanya UN sebagai standar pendidikan nasional, maka kita akan tahu di mana kekurangan bidang pendidikan yang ada di daerah-daerah. Setelah itu, baru kita bisa perbaiki fasilitas pendidikan di daerah yang masih belum memenuhi standar. Kalau tidak ada standarnya bagaimana memperbaikinya?" jelas Wapres.

Dikarenakan pentingnya UN sebagai standar, maka JK menilai ada logika yang terbalik jika ada yang berpandangan bahwa pelaksanaan UN baru bisa dilakukan setelah semua konsep pendidikan nasional sudah membaik.

"Loh? Bagaimana mau baik kalau tidak ada standarnya. Kalau tidak ada standar itu, bagaimana caranya melakukan peningkatan. Walaupun di lapangan diperbaiki, tapi tidak ada standar yang mau dicapai, bagaimana bisa berhasil?" ungkap JK. (is/b1)

Pendidikan