Khofifah Beri Hadiah Tasbih Pada Pasien Gangguan Jiwa

josstoday.com

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjenguk pasien gangguan jiwa, Widi Fitriani (kerudung hijau) di RSJ Menur, Surabaya, Selasa (7/5/2019). (Josstoday.com/Fariz Yarbo)

JOSSTODAY.COM - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan hadiah tasbih dan kurma kepada pasien gangguan jiwa Wiji Fitriani asal Desa Ngadi, Kabupaten Kediri yang dirawat di RSJ Menur, Surabaya, Selasa (7/5/2019).

Gubernur yang akrab disapa Khofifah itu menjelaskan, jika perberian tasbih itu adalah untuk menenangkan Fitri yang mengalami gangguan jiwa dengan memakan jari tangannya sendiri.

"Semoga dengan tasbih ini bisa membuat hati Fitri (sapaan Wiji Fitriani) lebih tenang, apalagi sekarang bulan puasa," ujarnya kepada Fitri sembari mengalungkan tasbih.

Sebelumnya, nama Fitri menjadi sorotan, termasuk pemerintah karena video yang sempat viral di media sosial dengan kedua tangannya terbalut perban. Dalam unggahan disebutkan jika jari-jari Fitri saat ini sudah habis akibat infeksi luka yang dideritanya karena sering dimakan sendiri jika sedang merasa kelaparan.

Sejak 21 April 2019, pemerintah membawanya ke RSJ Menur dan mendapat perawatan dari tim dokter yang diberi perintah khusus membantu proses penyembuhan Fitri.

Dari pertemuannya dengan Fitri, mantan Menteri Sosial kabinet kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla itu mengaku, jika kondisi Fitri mulai membaik bahkan sudah ada keinginan untuk minta pulang ke rumahnya. Tak ketinggalan, Fitri juga meminta makan bakso kepada Khofifah.

“Saya rasa teman-teman bisa melihat progresnya, baik luka-luka yang dialami Fitri di tangan, siku, kaki progresnya bagus.Yang lebih bagus adalah, menurut saya psikososial teraphynya karena relasi sosialnya terbangun dengan sangat baik,” kata Khofifah.

“Karena itu, Fitri selalu menyampaikan ingin pulang karena rindu dengan mbahnya,” imbuhnya.

Meskipun sudah berangsur baik, namun Khofifah tetap meminta adanya keberlanjutan perawatan oleh pihak-pihak seperti RSJ Menur, Puskesmas atau Polindes di Kediri kepada Fitri. Sehingga, Fitri sudah bisa terbebas dari gangguan jiwa dan infeksi lukanya.

“Itu yang harus dijaga antara komunikasi Puskesmas dengan Polindes, supaya bisa dipastikan bahwa ada yang menjaga keteraturan obat yang dikonsumsi. Karena, sangat penting karena terjadi dinamika instabilitas emosi, maka obat itu menjadi yang menstabilisasi,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur RSJ Menur, dr Herlin Ferlina menjelaskan, jika saat ini kondisi Fitri sudah jauh mambaik dibandingkan dua minggu lalu saat masuk RSJ Menur. Ia mengaku, jika keagresifan untuk menggigit tangannya sudah jauh berkurang.

Meski sudah ada peningkatan yang signifikan, ia mengaku jika pihak RSJ Menur masih akan melakukan perawatan terhadap infeksi luka di tangannya. Sebab, nanti masih ada proses operasi karena kondisi tangannya yang sangat buruk.

“Sehingga, nanti tangan-tangannya yang luka ini terus kita rawat, lalu kita tindak lanjuti dengan terapi-terapi. Semoga nanti juga bisa dapat tangan palsu juga sehingga bisa beraktivitas itu adalah harapan kita,” ujarnya.

“Kalau kondisi fisiknya sudah bagus itu dokter berani operasi. Saat ini kelihatannya sudah mulai membagus dibanding pada saat yang pertama datang. Insha Allah dalam minggu depan HB-nya bisa 10, supaya bisa dilakukan tindakan selanjutnya,” pungkasnya. (ais)

Gubernur Jatim Khofifah RSJ Menur Fitri