Menlu: Rivalitas Negara Besar Berdampak pada Stabilitas Kawasan
Dok Kemlu Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pernyataan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM) ke-53 yang digelar secara konferensi video (virtual), Rabu (9/9/2020). (Foto: Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengikuti pertemuan menteri luar negeri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM) ke-53 dan pertemuan terkait yang telah memasuki hari kedua, Kamis (10/9).
Dalam pertemuan antara menlu ASEAN dengan Menlu Selandia Baru, Winston Peters, Retno menyatakan pentingnya terus mengupayakan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik di tengah meningkatnya situasi rivalitas dan ketegangan antara negara besar.
“Sekali lagi, pesan ini terus dibawa Indonesia dari sejak pertama pertemuan (AMM) sampai saat ini. Dan ini merupakan pesan utama yang disampaikan di tengah situasi rivalitas yang terjadi saat ini di dunia termasuk di kawasan kita,” kata Retno dalam paparan pers secara virtual, Kamis.
Retno mendorong Selandia Baru untuk memainkan peran penting untuk menciptakan nilai-nilai kerja sama, saling menghargai, dan saling percaya di kawasan.
“Rivalitas di kawasan, Indonesia sampaikan berpotensi berdampak pada meningkatnya ketegangan dan distrust (saling curiga),” ujarnya.
Virtual
AMM ke-53 dan Post Ministerial Conferences (PMC) serta pertemuan terkait digelar dalam format konferensi video (virtual) pada 9-12 September 2020. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Vietnam yang saat ini memegang rotasi keketuaan ASEAN.
Isu terkait rivalitas tersebut juga diangkat Retno dalam pertemuan tingkat menlu Asia Timur atau East Asia Summit (EAS) hari Rabu (9/9). Retno mengatakan Indonesia secara terus terang menyampaikan kekhawatiran mengenai meningkatnya ketegangan dan rivalitas negara besar tersebut.
“Yang lebih mengkhawatirkan, negara lain sering terjebak di tengah dan dipaksa untuk memilih,” kata Retno kepada pers, Rabu malam, usai seluruh rangkaian AMM dan PMC hari pertama.
EAS awalnya diikuti oleh 10 negara ASEAN plus Australia, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru. Namu, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) EAS ke-5 pada Oktober 2010, blok tersebut juga memasukkan Rusia dan Amerika Serikat (AS).
“EAS harus dapat menjadi kekuatan positif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan,” tandas Retno.
Menlu ASEAN Retno Marsudi