Serikat Pekerja Myanmar Serukan Mogok Total
Petugas medis dan mahasiswa berdiri di depan potret kepala angkatan bersenjata Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing ditempatkan di jalan saat demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Kamis (5/3/2021). (Foto: AFP)
JOSSTODAY.COM - Serikat pekerja utama Myanmar meminta anggotanya untuk menutup ekonomi mulai Senin (8/3) untuk mendukung kampanye melawan kudeta militer bulan lalu.
Seperti dilaporkan Reuters, aksi mogok ini akan meningkatkan tekanan pada pemerintah militer ketika pasukannya menembakkan senjata dan menduduki rumah sakit di kota utama Yangon setelah hari protes besar-besaran.
Media lokal melaporkan, para saksi melaporkan suara tembakan atau granat kejut di banyak distrik ibu kota komersial setelah malam tiba, ketika tentara mendirikan kemah di rumah sakit dan kompleks universitas. Tidak jelas apakah ada yang terluka.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, satu organisasi nirlaba, menyatakan tentara dengan sengaja meneror penduduk di Yangon.
Unjuk kekuatan itu terjadi setelah beberapa protes nasional terbesar sejak kudeta 1 Februari. Aliansi sembilan serikat pekerja mengatakan mereka merencanakan "penutupan penuh diperpanjang" ekonomi.
"Untuk melanjutkan kegiatan ekonomi dan bisnis seperti biasa hanya akan menguntungkan militer karena mereka menekan energi rakyat Myanmar. Sekaranglah waktu untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan demokrasi kita," kata mereka dalam pernyataan bersama.
Seorang juru bicara militer tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar dan Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk memberikan komentar. Tentara menyatakan bahwa mereka menangani aksi protes secara sah. (is/b1)
Myanmar Kudeta Myanmar Aung San Suu Kyi Min Aung Hlaing