Panasnya Debat Israel dan Palestina di PBB

Serangan Israel ke sebuah gedung di kawasan hunian Gaza City pada 16 Mei 2021 menimbulkan ledakan bola api. (Foto: AFP)
JOSSTODAY.COM - Dewan Keamanan PBB bertemu hari Minggu (16/5/2021) kemarin membahas konflik Israel dan Palestina yang sudah berlangsung sepekan, menghadirkan perwakilan dari dua pihak yang bersengketa.
Hari itu merupakan hari paling mematikan setelah lebih dari 40 warga Palestina tewas oleh serangan udara Israel.
Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, bicara tentangan tragedi hari sebelumnya, di mana 10 orang dari keluarga yang sama terbunuh di tempat pengungsian dan hanya menyisakan satu orang selamat yaitu bayi berusia lima bulan.
Ia menggunakan kiasan dalam Bahasa Inggris untuk mengecam aksi Israel.
"Israel sering meminta kita untuk memakai sepatu mereka (red: melihat dari sudut pandang Israel). Namun, mereka tidak memakai sepatu biasa. Mereka memakai boot tentara," kata al-Maliki.
Dalam tanggapannya, Wakil Permanen Israel di PBB Gilad Erdan menyebut tentang kematian seorang gadis berusia 10 tahun warga Israel keturunan Arab akibat serangan roket Hamas, kelompok milisi yang menguasai Jalur Gaza.
Ia berkeras bahwa yang dilakukan Israel adalah "tindakan heroik" untuk "melucuti infrastruktur teroris dengan menghindari korban sipil".
Erdan mengakhiri pidatonya dengan desakan kepada Dewan Keamanan PBB agar juga mengecam Hamas, sembari memperingatkan bahwa Israel tetap akan mengambil semua yang diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri.
Dewan Keamanan, yang beranggotakan 15 negara, gagal membuat pernyataan bersama terkait masalah ini dan pertemuan yang digelar juga tidak mampu menghasilkan keputusan penting.
Amerika Serikat disebut-sebut sebagai penghalang dibuatnya statemen bersama anggota DK karena meyakini akan mengganggu proses diplomatik.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan negaranya siap mendukung gencatan sejata "jika pihak-pihak yang terlibat menginginkannya" dan akan terus berupaya mengakhiri konflik.
Kemarin, lebih dari 40 orang tewas karena serangan udara Israel di Gaza.
Para pejabat di Gaza mengatakan 42 orang tewas, termasuk 16 perempuan dan 10 bocah.
Militer Israel mengklaim bahwa milisi Palestina telah menembakkan lebih dari 3.000 roket ke Israel sejak konflik dimulai Senin (10/5/2021) lalu.
Sekretaris-Jenderal PBB António Guterres mengatakan jika konflik berlanjut, kawasan itu bisa terjerumus ke dalam krisis yang tidak bisa dibendung lagi.
Ia menyerukan agar aksi kekerasan di Gaza segera dihentikan.
Dini hari tadi, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan 80 serangan di sejumlah wilayah di Gaza City, tidak lama setelah milisi Hamas menembakkan banyak roket ke wilayah selatan Israel.
Sejak konflik bermula, Israel melaporkan 10 korban jiwa, termasuk dua bocah.
Sampai hari Minggu, total korban jiwa di Gaza adalah 188 orang, termasuk 55 bocah dan 33 perempuan, sedangkan korban luka sebanyak 1.230 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikendalikan Hamas.
Israel mengatakan puluhan militan termasuk di antara korban jiwa di kubu Palestina.
Serangan gencar hari Minggu dilakukan untuk menghancurkan jaringan terowongan di Gaza City. Ketika terowongan runtuh, rumah-rumah di atasnya ikut ambruk sehingga menimbulkan korban sipil yang tidak dikehendaki, menurut klaim Israel.
Mereka berkeras bahwa serangan yang dilakukan menargetkan infrastruktur Hamas dan para pemimpinnya.
Rumah pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan saudaranya Muhammad Sinwar, yang disebut sebagai kepala logistik dan SDM, juga ikut diserang.
Mereka berdua tidak di rumah ketika serangan dilakukan. (fa/b1)
Palestina Israel Konflik Israel Palestina Jalur Gaza Hamas