Ini Permainan Monopoli yang Bisa Cegah Kusta
Permainan Monopoli Edukatif Penyakit Kusta Berbasis Kesehatan mulai banyak dimainkan untuk kecacatan kusta. (Foto: PIH Unair)
JOSSTODAY.COM - Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi sosial penderita kusta di Indonesia dan berusaha mencegah terjadinya kecacatan fisiknya, mahasiswa Universitas Airlangga menawarkan metode baru untuk mencegah terjadinya kecacatan pada penderita kusta melalui media permainan “Monopoli Edukatif Penyakit Kusta Berbasis Kesehatan” atau disingkat Motif Kita Sehat.
Paket permainan yang bersifat edukatif itu berhasil diterapkan pada penderita kusta di Desa Sumber Glagah, Kab. Mojokerto. Materinya terkait tentang perawatan self care penyakit kusta. Bahkan tim mahasiswa UNAIR ini juga berhasil membentuk sebuah kader yang bertujuan agar program “Motif Kita Sehat” ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
Hal itu dijelaskan oleh Lidya Victorya Pandiangan (FISIP. 2013) sebagai ketua tim penggagas, dengan anggota Widya Reghsa Febriyantoro (FISIP, 2013), Magita Novita Sari (Ners, 2013), M. Habib Hidayatulloh (FKM, 2014) dan Moch. Yazid Abdul Zalalil Amin (D3 Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2014).
Dibawah bimbingan Dr. Phil, Toetik Koesbardiati., pengabdian mereka dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM), dan berhasil lolos dari penilaian Dikti, sehingga berhak atas dana hibah program PKM Kemenristekdikti tahun 2017.
Dijelaskan oleh Lidya Victorya P, penyakit kusta merupakan penyakit yang multi perspektif. Permasalahan kusta tidak dapat diselesaikan jika hanya dilihat dari segi medis. Dampak dari penyakit ini selain menimbulkan kecacatan yang cukup tinggi juga diskriminasi yang ditimbulkan dari stigma negatif tentang kusta bahwa kusta tidak dapat disembuhkan dan merupakan penyakit “kutukan Tuhan”.
Stigma tersebut mengakibatkan orang yang pernah mengalami kusta, hidupnya seakan menjadi terpinggirkan dan cenderung berkoloni. Penderita kusta yang tak melakukan self care memiliki resiko lebih tinggi mengalami kecacatan. Seringkali pula penderita kusta datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan terlambat dan dalam keadaan cacat.
”Padahal, penyakit kusta sebenarnya dapat disembuhkan tanpa harus disertai kecacatan. Kuncinya adalah pengobatan secara tepat dan tuntas,” tambah Lidya.
Gerakan Tim PKMM ini senada dengan target pemerintah dalam penanganan penyakit menular kusta, dimana saat ini terdapat cakupan penemuan penyakit baru kusta tanpa cacat sebesar 95%. Pada tahun 2014 pencapaian persentase cakupan penyakit baru kusta tanpa cacat masih sebesar 80% (Kemenkes, 2015).
Permainan “Motif Kita Sehat” ini diperuntukkan bagi penderita kusta dengan usia yang bervariasi, baik anak-anak hingga dewasa di RT 01 sampai RT 03 Desa Sumber Glagah, Kab. Mojokerto. Bentuk monopoli yang digunakan, pada dasarnya sama dengan permainan monopoli umumnya. Bedanya hanya pada jenis bahan yang digunakan, materi yang disampaikan, dan sedikit perubahan mekanisme bermain.
Jenis bahan monopoli ini, tim PKMM menggunakan bahan banner dengan ukuran 2 meter persegi, diisi kotak berjumlah 20 dengan rincian kotak start, masuk rumah sakit (mendapatkan makanan dan minuman yang sehat), bebas berobat (bebas memilih tempat selanjutnya), rumah sakit (harus melempar dadu 3x dengan angka yang sama), tantangan, ayo cerita dan 14 kotak materi pengetahuan.
Pada materi, dibagi menjadi tiga tingkatan. Yang pertama tentang pengetahuan penyakit kusta. Kedua tentang sikap dan self care, dan materi ketiga tentang pengobatan MDT (Multi Drug Therapy). Permainan ini dimainkan oleh 5 orang penderita kusta dan seorang sebagai mediator.
Pada akhir permainan ada sesi pemberian reward kepada peserta yang telah menjawab pertanyaan, tantangan, dan Ayo Cerita dengan benar dan paling banyak. Reward-nya berupa paket sembako, peralatan rumah tangga dan pakaian.
Tim Unair juga mempercantik tampilan dalam permainan “Motif Kita Sehat” dan mudah untuk dibawa kemana-mana. Dalam paket ini terdapat banner ukuran 2 meter persegi, 5 bidak orang, 2 buah dadu, buku panduan tentang perawatan self care penyakit kusta, tata cara bermain dan CD yang berisikan visualisasi cara bermain dan perawatan self care.
Tim mahasiswa Unair juga membentuk kader yang bertujuan agar program ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Kader yang dibentuk berjumlah 5 orang, diketuai oleh Yatno (seorang pemuda peduli kusta/P3K) dan beranggotakan Pak Simo, Bu Endang, Bu Dewi dan Bu Ning War. Kegiatan rutin yang dilakukan kader yaitu melakukan penyuluhan self care penyakit kusta, baik di Desa Sumber Glagah maupun diluar desa.
”Dengan adanya program ‘Motif Kita Sehat’ ini, kami berharap mampu membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah penderita kusta tanpa kecacatan, serta mengurangi sikap diskriminasi antara masyarakat dengan penderita kusta,” Lidya memungkasi keterangannya. (ru/pih)
unair inovasi mahasiswa