Alat Penggetar Kandung Kemih, Apa Itu?

josstoday.com

Alat penggetar kandung kemih dan tim peneliti. (Foto: PIH Unair)

JOSSTODAY.COm - Tingginya kejadian infeksi saluran kemih (ISK) di Indonesia menggugah keperdulian lima mahasiswa Universitas Airlangga untuk membuat inovasi baru untuk mengoptimalkan dan mengakuratkan hasil urinalisis. Alat inovatif ini dinamakan Abdomen Belt Vibration, fungsinya untuk memberikan getaran pada dinding abdomen, sehingga isi kandung kemih dapat luruh secara maksimal karena efek kontraksi yang didapat.

Alat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pasien yang mengalami imobilisasi dan diduga menderita ISK. Metode umum yang selama ini digunakan untuk mengoptimalkan hasil urinalisis adalah Skipping dan Jumping, dimana pasien sebelum buang air kecil diminta melompat-lompat kecil. Namun pada pasien yang tidak mampu untuk bergerak, hal itu dapat menjadi kendala.

”Ketika praktik di rumah sakit, kami melihat pasien-pasien yang lemah untuk bergerak, bahkan tidak bisa bergerak sama sekali, mereka banyak mengalami dugaan komplikasi ISK. Kami prihatin karena hasil urinalisis pasien kurang optimal dan akurat, seharusnya pasien itu benar terdiagnosis ISK tetapi karena hasil laborat pada urinnya tidak menunjukkan demikian, maka penanganannya jadi terlambat,” ujar Ayu Septia Malinda, ketua tim peneliti, didampingi keempat anggotanya yaitu Dwi Eri Retno, Eka Fitriyah Rohmah, Masunatul Ubudiyah, dan Lukman Handoyo.

Karena melihat fenomena tersebut, kelima penggagas dari mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) UNAIR ini menguatkan tekad membuat Abdomen Belt Vibration untuk mengatasi ketidakakuratan hasil urinalisis.

Hasil penelitian ini kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC). Bahkan, setelah melalui penilaian yang ketat oleh Dirjen Dikti, proposal ini dinyatakan lolos dan berhak memperoleh dana hibah penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2017.

Dalam penggunaannya, Abdomen Belt Vibration dipasang pada bagian perut pasien. Alat ini berbentuk ikat pinggang besar dengan lebar 13 Cm dan panjang 125 Cm, yang didalamnya terdapat 6 buah penggetar berbasis pemrograman Arduino Nano. Ketika dipasang pada perut pasien, penggetar-penggetar dan harus berada di tengah-tengah perut, sehingga efek kontraksi kandung kemih dapat berjalan optimal.

Dijelaskan oleh Ayu Septia M, lama penggetarannya hanya cukup sekitar 5 menit. Kekuatan getarannya juga dapat diatur sesuai dengan ketebalan lemak perut pasien, sehingga pada pasien dengan ketebalan lemak di bagian perut yang berlebih, pengaturan getarannya harus lebih kencang.

”Namun jangan khawatir, karena ikat pinggang canggih kami ini dibuat dengan bahan kain yang dapat menyerap keringat serta tidak panas di kulit, sehingga proses bekerjanya tidak akan mengganggu kenyamanan pasien,” tambah Ayu Septia. (ru/pih)

unair inovasi mahasiswa