Material Penumbuh Sel Tulang dari Cangkang Bekicot, Mau?

Inilah kitosan yang dibuat dari cangkang bekicot (Achatina Fullica). (Foto: PIH Unair)
JOSSTODAY.COM - Tulang merupakan organ yang penting bagi manusia, sehingga jika terjadi kerusakan pada tulang, akan menyebabkan manusia menjadi menderita. Salah satu kerusakan tulang yang sering dijumpai adalah kanker tulang (osteosarcoma),yang merupakan penyakit ganas yang menyerang sel tulang dan beberapa komponen bagian tulang tersebut.
Atas permasalahan itulah, lima orang mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga melakukan penelitian dan berhasil menemukan material yang diyakini dapat meningkatkan sifat mekanis dan mempercepat proses pertumbuhan sel pada tulang (osteoblas) yang ditemukan dari cangkang bekicot (Achatina Fullica) yang memiliki kandungan kitosan lebih besar dari cangkang udang, kepiting rajungan, dan sebagainya.
Kelima mahasiswa FST tersebut adalah Teky Putri Rahayu (angkatan 2015), Ilham Nur Dimas Yahya (2013), Mohamad Heykal Putra Ardana (2013), Anissa Treby Marliandini (2015), dan Laila Firdaus Zakiya (2015).
Dibawah bimbingan dosennya, Drs. Djony Izak Rudyardjo, M.Si., mereka menuangkan penelitian ini dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM- PE) dengan judul “Pemanfaatan Kitosan dari Cangkang Bekicot (Achatina Fullica) untuk Pembuatan Biokeramik Berpori sebagai Bone Filler Pada Defek Tulang Akibat Kanker Tulang”. Setelah melalui penilaian ketat Dikti, proposal ini lolos untuk mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada program PKM tahun 2017.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat dan modern, merangsang manusia berinovasi untuk menghadapi perkembangan jaman, termasuk juga di bidang medis yang terkait dengan penyakit tulang tersebut. Diantaranya dalam mengatasi penyakit osteosarcoma dapat dilakukan dengan merehabilitasi jaringan tulang yang rusak dengan melakukan pembedahan untuk memotong sel yang terkena kanker, kemudian dilanjutkan dengan pemberian biomaterial yang memiliki kesamaan karakteristik dari tulang.
Dijelaskan oleh Mohamad Heykal Putra Ardana, yang mewakili timnya, biomaterial yang biasa digunakan adalah bone filler yang merupakan bahan pengisi ke dalam rongga tulang yang rusak. Sedangkan bahan utama pembuatan bone filler itu adalah hidroksiapatit yang mempunyai sifat mekanis yang rendah, sehingga untuk meningkatkan sifat tersebut diperlukan bahan tambahan.
“Kitosan merupakan bahan material yang diyakini selain bisa meningkatkan sifat mekanis juga dapat untuk mempercepat proses pertumbuhan sel pada tulang (osteoblas) pasca penanganan kanker tulang,” tutur Heykal.
Sedangkan kitosan, lanjut Heykal, biasa ditemukan pada hewan yang bercangkang atau berkulit keras. Dipilihnya bahan yang berasal dari cangkang bekicot karena di dalamnya terdapat kandungan kitosan yang lebih besar dibandingkan dengan kulit udang, kepiting, rajungan, dan sebagainya.
Teky Putri Rahayu menambahkan, dalam pembuatan material ini diperlukan beberapa tahapan yang cukup panjang. Cangkang bekicot yang sudah digiling dan menjadi serbuk, lalu ditambahkan dengan larutan tertentu agar kandungan yang ada pada cangkang seperti protein, mineral, dan zat besi menjadi hilang, sehingga didapatkan kitosan.
Kitosan ini yang berikutnya ditambahkan ke dalam bone filler untuk dilakukan beberapa pengujian, sehingga hasil dari bone filler yang telah ditambahkan kitosan tersebut mampu memiliki sifat karateristik sesuai dengan standar medis, dan dapat dikembangkan menjadi biomaterial dengan kinerja pemulihan jaringan tulang yang baik dan optimal. (ru/pih)
unair inovasi mahasiswa