Persaingan Ketat Pemilu 2019, Partai Berebut Artis
JOSSTODAY.COM - Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai persaingan ketat di Pemilu 2019 mendorong partai politik mencalonkan anggota legislatif dari tokoh-tokoh yang mempunyai popularitas yang tinggi. Salah satunya dari kalangan artis.
"Persaingan ketat menuju Pemilu 2019 membuat partai mau tidak mau mencalonkan mereka yang bisa memberikan dampak elektoral, seperti artis yang populer dan terkenal," ujar Arya di Jakarta, Rabu (18/7).
Arya menyebutkan tiga alasan pemilu 2019 menjadi ketat. Pertama, ada perubahan parliamentary threshold dari 3,5 persen menjadi 4 persen. Menurut dia, kenaikan ambang batas parlemen ini tidak hanya berdampak pada partai baru, tetapi juga partai menengah ke bawah. "Ambang batas ini bisa menyulitkan mereka untuk lolos masuk parlemen," tutur dia.
Kedua, penambahan jumlah partai peserta pemilu dari 12 di Pemilu 2014 menjadi 16. Apalagi, partai-partai baru hadir dengan kekuatan finansial, tokoh dan semangat yang bisa membuat masyarakat beralih dukungan.
"Ketiga, menjadi ketat karena Pemilu 2019 akan terjadi pemilu serentak antara pileg dan pilpres. Besar kemungkinan atensi masyarakat lebih kepada pilpres dan dampak ekor jas hanya mungkin dirasakan oleh Gerindra-PKS dan PDIP," ungkap dia.
Dengan tiga alasan tersebut, lanjut Arya, partai mau tidak mau mencari figur caleg yang bisa mendulang suara. Artis, kata dia, menjadi salah satu pilihannya. "Dengan modal popularitas, artis bisa memberikan dampak suara ke partai di tengah persaingan yang ketat di Pemilu 2019," kata dia.
Menurut Arya, para artis ini bakal ditempatkan oleh partai di daerah pemilihan (dapil) baru, di mana sebelumnya parpol tersebut tidak mendapat suara. Tujuannya untuk mendapat kursi dari dapil tersebut.
"Bisa juga para artis ini di tempat di dapil-dapil mereka di mana partainya mendapat suara, namun perolehannya rendah. Tujuannya, bisa menambah suara atau mempertahankan kursi yang ada," jelas dia.
Lebih lanjut, Arya menilai peran para artis belum terlalu terlihat di parlemen. Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain karena ditempatkan di komisi yang jauh dari pantauan publik dan media serta para artis umumnya bukan pengurus inti DPP sehingga tidak mempunyai otoritas berbicara mewakili partai di publik.
"Ke depan, perlu ada tanggung jawab etis parpol untuk meningkatkan kapasitas para caleg artis baik di bidang politik, legislasi dan anggaran," pungkas dia. (fa/b1)
Pemilu 2019