PR untuk Siswa SD dan SMP Dinilai Masih Diperlukan

josstoday.com

Ilustrasi siswa SMP

JOSSTODAY.COM - Orangtua siswa di Depok dan pengamat menilai tugas Pekerjaan Rumah (PR) masih diperlukan untuk mengasah kemampuan siswa dalam mengulang pemahaman materi pelajaran di sekolah.

Dinas Pendidikan Kota Depok pada tahun ajaran 2018/2019 memutuskan untuk menghapuskan PR untuk jenjang TK hingga SMP. Semua siswa baik di sekolah negeri dan swasta tidak akan diberikan PR lagi.

Astri Ratbiyanti, orangtua siswa di sebuah SMP Negeri di Depok mengatakan anaknya kini sudah tidak mendapatkan PR lagi sejak memasuki tahun ajaran baru dan duduk di bangku SMP. Berbeda dengan saat anaknya masih duduk di bangku Sekolah Dasar pada tahun sebelumnya.

Menurut Astri, ketiadaan PR ini sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya saja, anaknya menjadi enggan kembali membuka buku usai beristirahat di rumah. Sang anak lebih memilih istirahat atau langsung tidur.

Sebenarnya hal ini dikatakan Astri sebagai hal yang wajar karena sang anak pulang dari sekolah pada pukul 15:30. Pelajaran dimulai sejak pukul 07:00.

"Sangat wajar karena dia sudah lelah. Pulang sekolah jam 15:30, dia mandi lalu istirahat. Biasanya tidur. Lalu dia mengaji seusai Salat Maghrib. Malam itu dia tidurnya cepat. Jam 20:00 atau 20:30 dia sudah tidur. Besok paginya dia bangun jam 04:30. Siap siap dan berangkat sekolah kembali," tutur Astri kepada SP, Rabu (25/7).

Diungkap Astri, pihak sekolah biasanya memberikan tugas di sekolah. Jika tugas tidak selesai di sekolah maka boleh dibawa ke rumah. Namun ini sangat jarang karena anaknya lebih sering selesai mengerjakan tugas di sekolah.

Adanya PR sebenarnya dinilai Astri membantu untuk mengulangi pelajaran di sekolah. PR, lanjut dia, sebaiknya tetap diberikan meski tidak setiap hari, atau setidaknya satu minggu sekali.

"Sebenarnya kalau tetap ada PR setidaknya satu minggu sekali tetap diberikan ya tidak apa apa," kata Astri.

Sementara itu, Pengamat Anak dari PuskaMuda Universitas Indonesia Jeanne Noveline Tedja mengatakan, memberikan PR ada manfaatnya, yaitu, siswa bisa mengulang materi yang diajarkan di sekolah, dan melatih soal-soal. Misalnya dalam pelajaran Matematika agar lebih mahir lagi dalam mengerjakan soal-soal hitungan ataupun dalamproblem solving.

"Adanya PR juga dapat membuat anak tetap dapat berinteraksi di rumah dengan keluarga. Misalnya orangtua ikut menemani atau membimbing anak-anaknya yang mengerjakan PR," ujar wanita yang akrab disapa Nane ini kepada SP.

Menurut Nane, PR tidak selalu harus berupa teori. Bisa juga yang bersifat praktik dan kreatif. Apalagi, PR juga bisa menjadi sarana penambah nilai. Kalau nilai dari ulangan masih dirasa kurang, mengerjakan PR atau tugas lainnya bisa menjadi 'penambah nilai'.

"Ya kalau PR hilang, anak tidak akan mengulang materi di rumah atau melatih soal-soal matematika yang diajarkan di kelas. PR boleh ditiadakan, asal guru yakin materi sudah dipahami sepenuhnya oleh siswa, dan guru tetap memberikan soal-soal latihan di dalam kelas dan memeriksanya dan memastikan siswa sudah paham," tutur wanita peraih gelar Doktor dari FISIP UI ini.

Lebih lanjut dikatakan Nane, jika PR ditiadakan, orangtua jadi kurang memantau materi pelajaran anak-anak di sekolah. Sebenarnya, memberikan PR dan tugas di rumah juga melatih anak-anak untuk mengalokasikan waktu (time management skill), menentukan skala prioritas dan life skill lainnya. Karena bila mereka menginjak bangku kuliah, tidak kaget lagi dengan tugas kuliah yang banyak.

Ditegaskan Nane, idealnya ada atau tidak ada PR, interaksi dalam keluarga tetap harus ada. Kalau tidak ada PR, orangtua tetap menemani belajar atau mengulang materi pelajaran.

"Tapi biasanya kalau tidak ada PR anak-anak akan malas mengulang materi di rumah. Kalau orangtuanya rajin, orangtuanya yang kasih soal-soal untuk anaknya latihan dirumah. Ini juga bentuk interaksi," kata Nane.

Sistem pendidikan di Indonesia, lanjut Nane, masih berorientasi pada hasil atau nilai. "Ini kan di rapor, nilai harus bagus, UN juga nilainya harus bagus, tes masuk PTN nilai harus bagus dan seterusnya. Kalau mau dapat nilai bagus ya mau tidak mau materi pelajaran harus diulang dan dilatih di rumah," pungkas Nane. (is/b1)

Pendidikan