Potensi Besar, Kondisi Pengolahan Hasil Laut Kritis
Prof. Moch Amin Alamsjah.
JOSSTODAY.COM - Luasnya wilayah perairan Indonesia yang mencapai 70 persen dengan banyaknya sumber daya potensial, kurang mendapat perhatian pemerintah untuk dijadikan satu bidang baru yang akan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
Guru besar fakultas perikanan dan kelautan Universitas Airlangga, Prof. Moch Amin Alamsjah menjelaskan jika kondisi Indonesia saat ini sangat kritis. Utamanya di bidang pemanfaatan hasil laus yang begitu melimpah.
Indonesia yang terkenal dengan melimpahnya ikan Tuna, Udang, dan Rumput Laut masih kalah jauh dari Jepang, dan Thailand dalam masalah pengolahan.
"Kalau seandainya kita terlambat terkait dengan bagaimana pengolahan pemanfaatan potensi ini, maka otomatis itu akan dimanfaatkan oleh negara lain. Kita tidak mau hanya menjadi tamu di negara kita," ujarnya dalam acara Gelar Inovasi di Gedung Rektorat Unair, Surabaya, Kamis (13/9/2018).
Pria yang akrab disapa Amin menjelaskan jika keberadaan teknologi yang ada untuk pengolahan saat ini sudah cukup baik. Hanya saja, perlu diperkuat pengelolaannya di hulu dan hilir.
"Teknologi yang sekarang ini dijalankan sudah bagus, tapi terus terang itu tidak cukup. Harus ada loncatan teknologi yang harus disinergikan oleh semua Kementerian semua instansi dari pihak pusat ataupun sampai daerah untuk bersama-sama bergerak," jelasnya.
Parahnya lagi, lanjut Amin, jika Indonesia merupakan penghasil Rumput Laut yang mencapai 100 ribu ton tiap tahunnya, namun terkendala dengan tempat pengolahan yang masih sedikit. Ia menyebut saat ini hanya ada 35 pabrik pengolahan.
"Kita sudah kuasai teknologinya sudah, kita kuasai sistem keuangan financialnya. Apakah kita secara gagah, secara mandiri bisa menghasilkan produk ini? Kenapa ini saya sampaikan, karena terus terang Posisi sekarang ini berguguran banyak pabrik produk-produk perikanan karena persaingan bisnis," paparnya.
Karena itu, ia berharap pemerintah harus membuka tempat-tempat pengolahan dengan teknologi yang terbaru. Serta, mendatangkan beberapa ahli dari luar negeri untuk belajar terkait pengolahan. (ais)
Unair Kelautan Perikanan