Panglima Minta TNI AD Jaga? Netralitas dalam Pemilu 2019

josstoday.com

Panglima TNI ?Marsekal Hadi Tjahjanto

JOSSTODAY.COM -  Panglima TNI ‎Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan kembali para prajuritnya, terutama TNI Angkatan Darat (AD) agar memegang teguh netralitas pada pemilu 2019 mendatang. Sikap itu untuk menjamin Pemilu berlangsung jujur dan demokratis.

"Tahun depan‎, kita akan melaksanakan pemilu. Saya kembali tekanakan agar TNI memegang teguh netralitas. Tidak memihak pada pihak mana pun," kata Hadi saat memimpin upacara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Staf TNI Angkatan Darat di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Kamis (29/11).

Sertijab dilakukan dari Jenderal Mulyono kepada Jenderal Andika Perkasa. Mulyono akan pensiun pada Januari 2019 mendatang.

Hadir pada acara itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan mantan Kepala BIN yang juga mertua dari Andika yaitu AM Hendroproyono.‎ Tampak pula mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, mantan Menko Polhukam yang saat ini menjadi anggota Wantimpres Agum Gumelar, dan mantan Wakil Menhan Safrie Samsuddin.

Hadi menjelaskan sikap netral adalah demi hadirnya kontetasi pemilu yang berintegritas. TNI harus menjadi alat negara yang melindungi semua pihak.

"Netralitas TNI adalah formulasi terbaik, tentang posisi TNI dalam kontestasi pemilihan umum. Hal itu agar pesta demokrasi dapat berjalan dengan jujur, adil, dan berkualitas," tutur Hadi.

‎‎Menurutnya, TNI AD adalah komponen besar bangsa, dengan kekuatan sejarah dalam rangkaian peristiwa lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada setiap zaman, TNI AD selalu memegang peranan penting, baik dalam konteks pertahanan keamanan, maupun dalam konteks pembangunan nasional secara umum.

Ditegasnya, pada setiap periode kepemimpinan nasional, TNI AD sebagai bagian dari TNI selalu memegang peran sentral, dalam menghadapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai ancaman dan tantangan, baik dari dalam maupun luar, telah membentuk TNI AD menjadi organisasi yang dinamis, modern dan adaptif.

"Kompleksitas tugas itulah, yang mendasari kebutuhan TNI Angkatan Darat, akan kepemimpinan yang kuat, profesional, dan visioner. Untuk menjaga keberlanjutan program pembangunan TNI Angkatan Darat, dan ritme pencapaian tugas yang tinggi, dibutuhkan regenerasi kepemimpinan secara terencana dan terstruktur," ujarnya.

Dia menambahkan kepemimpinan regeneratif (regenerative leadership) adalah model kepemimpinan integral, berdasarkan pada kerangka kerja, membangun perilaku positif individu anggota organisasi. Kepemimpinan tersebut sekaligus membangun kesadaran secara kolektif pada organisasi. Prinsip dari model kepemimpinan ini adalah, untuk meredefinisi siapa diri kita, dan selanjutnya meredesain apa yang akan kita kerjakan.

Dengan demikian akan selalu muncul proses perubahan yang berkelanjutan (sustainability), dalam gagasan maupun kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.

"Kepemimpinan regeneratif akan lebih sempurna, bila dipadukan dengan model kepemimpinan transformasional. Di sini seorang pemimpin bekerja sama dalam suatu tim, mengidentifikasi kebutuhan akan perubahan, dan menyusun suatu visi sebagai panduan untuk pencapaian di masa depan," tutup Hadi‎. (gus/b1)

Pemilu 2019