Pemerintah Diminta Percepat Hasil Tes Usap

JOSSTODAY.COM - Pemerintah diminta mempercepat pengeluaran hasil test swab (tes usap). Di sejumlah laboratorium jejaring pemerintah hasil tes itu baru keluar 5-6 hari.
Kondisi ini menurut pakar epidemilogi turut menghambat upaya memutus rantai penularan Covid-19. Pasalnya, sekitar 70% pasien positif dengan gejala ringan bahkan tanpa gejala.
Selama menunggu hasil pemeriksaan, mereka yang tanpa gejala atau bergejala ringan menjalani isolasi mandiri. Persoalannya, meski pemerintah mengatakan orang-orang yang isolasi mandiri di bawah pengawasan petugas puskesmas atau RT/RW, tetapi tidak ada yang menjamin ini dilaksanakan.
“Tidak ada jaminan mereka menjalankan protokol kesehatan secara ketat selama isolasi mandiri. Mereka berpotensi besar menularkan minimal kepada keluarga atau orang-orang terdekat,” ujar Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), dr Pandu Riono kepada SP, Rabu (26/8/2020).
Menurut Pandu potensi penularan ini bisa diminimalisir bahkan dicegah apabila hasil pemeriksaan tes usap cepat keluar. Mereka yang terkonfirmasi positif secepatnya diisolasi atau dirawat, sehingga mencegah penularan.
“Oleh karena itu, proses pemeriksaan dan hasil tes usap harus dipercepat,” tegasnya.
Pandu mengatakan salah satu persoalan lamanya hasil tes usap adalah manajemen kerja di sejumlah laboratorium. Pada hari libur, termasuk Sabtu dan Minggu, sejumlah lab libur kerja. Ini menyebabkan spesimen yang seharusnya diperiksa menumpuk, terutama di tiap hari Senin.
“Terlihat ketika hari Senin itu jumlah spesimen yang diperiksa lebih sedikit. Pemeriksaan di Senin sebenarnya spesimen yang dikirim 2-3 hari sebelumnya. Karena Sabtu Minggu pada libur kerja,” kata Pandu.
Untuk lab seperti ini, Pandu menyarankan agar manajemennya diperbaiki. Misalnya ada penambahan tenaga lab untuk memberlakukan shift kerja, sehingga di hari libur ada petugas yang tetap melakukan pemeriksaan. Mereka yang bekerja di hari libur ini diberikan apresiasi, misalnya insentif dan lain-lain.
Persoalan lainnya, kapasitas untuk tes usap baik dengan metode PCR maupun TCM bervariasi. Ada yang kapasitasnya 300 spesimen per hari, tetapi ada pula yang di bawah 100.
Mestinya, menurut Pandu, distribusi pemeriksaan ini merata berdasarkan kemampuan lab, sehingga tidak menumpuk di lab tertentu dan menyebabkan hasilnya lama. Manajemen distribusi spesimen dari rumah sakit ke lab inilah yang harus diperbaiki.
Menurut Pandu, proses tes swab hingga keluar hasilnya paling lama seharusnya 1-3 hari, sehingga yang konfirmasi positif cepat diketahui.
Begitu juga mereka yang menunggu hasil tes usap keluar, wajib diisolasi di tempat khusus dalam pengawasan ketat petugas, bukan isolasi mandiri. Karena isolasi mandiri di rumah jadi persoalan. Tidak ada jaminan yang bersangkutan tidak keluar rumah, dan menjalankan protokol kesehatan.
Seperti diketahui, kapasitas lab jejaring Kementerian Kesehatan untuk pemeriksaan Covid-19 per 26 Agustus 2020 sebanyak 320 lab. Jumlah ini terdiri dari 158 lab yang melakukan tes swab dengan metode PCR, 138 lab untuk metode tes cepat molekuler (TCM), dan 24 lab yang memiliki PCR dan TCM. (fa/b1)
Tes Swab Tes Usap Ahli Epidermologi UI