Machfud MD: Ada Pihak Ketiga Yang Mengadu Domba

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - Gerakan Suluh Kebangsaan terus melakukan roadshow untuk bisa menyelamatkan bangsa dari perpecahan akibat berbagai ancaman, termasuk perbedaan pilihan dalam kontestasi Pilpres 2019.

Kali ini, gerakan yang diprakarsai oleh mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Machfud MD, menggelar diskusi di Stasiun Gubeng, Surabaya, Kamis (21/2/2019).

Machfud MD menjelaskan, jika kegiatan ini diharapkan mampu memberi pemahaman kepada masyarakat agar dapat menangkal informasi hoax yang marak muncul di media.

"Menjelang Pemilu kok sepertinya situasinya kurang bagus. Menurut kami ada pengelompokan menajam, tetapi sebetulnya ya biasa aja. Cuma kemudian pengelompokan yang menajam itu disertai dengan saling serang secara tidak etis," katanya.

“Sehingga, ada gejala, ada symptom yang mengganggu ikatan kebangsaan kita itu. Misalnya apa, misalnya fitnah–fitnah melalui hoax yang selalu diproduksi meskipun sulit diluruskan,” kata Machfud MD.

Melihat kondisi saat ini, ia mengaku sedih karena keamanan bangsa menjadi terancam hanya karena perbedaan pilihan yang harusnya dijalankan biasa saja. Namun, ternyata ada pihak-pihak ketiga yang malah memperkeruh suasana dengan informasi yang tidak benar. Sehingga terjadilah saling adu mulut bahkan berujung ke ranah hukum.

“Kita ingatkan, kita memilih pemimpin untuk Lima tahun kedepan. Saya tidak menuduh, yang bikin hoax itu bisa darimana saja, malah menurut saya yang bikin hoax itu orang Ketiga, untuk mengadu domba Kedua kubu, tapi kemudian salah Satu kubu termakan, kemudian ikut bertengkar “, tambah Machfud.

Selain itu, dalam acara yang kedua kali digelar di Surabaya ini, Machfud juga meminta masyarakat agar meneladani semangat patriotisme para pejuang asal Surabaya yang menjaga kehormatan dalam peperangan dulu.

Sementara itu, gerakan ini diapresiasi oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Ia menyebut, jika sekarang telah terjadi polarisasi di masyarakat melalui medium apapun dengan narasi yang memicu perpecahan.

“Jatim Harmoni di dalam Nawa Bhakti Satya, itu membuka ruang – ruang bagi seniman, membuka ruang–ruang bagi atlet. Untuk kemudian memainkan satu peran menjadi teladan bagi masyarakat. Kalau nilai–nilai humanis itu dibangun, cinta lingkungan hidup. Begitu kita ngomong alam, begitu kita ngomong budaya, sudah gak ada lagi sekat–sekat. Siapapun mempunyai kepentingan yang sama, dan disitulah kita kemudian bisa bersatu”, jelas Emil Dardak.

Apresiasi juga turut disampaikan oleh pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui manajer humas daop 8 Surabaya, Suprapto. Ia mengatakan, jika pihaknya akan terus mendukung kegiatan ini karena bermanfaat bagi kestabilan bangsa. (ais)

Pilpres 2019 Gerakan Suluh Kebangsaan Hoax Machfud MD