Program Lawan Hoaks Hadir di Sorong

josstoday.com

JOSSTODAY.COM - (Sorong) Kedutaan besar AS bersama sejumlah jurnalis, pembuatan konten kreatif dan praktisi media social menggelar program Fighting Hoax di MAN Model Sorong, Papua Barat, Selasa-Rabu 24-25 September 2019. Program ini digelar untuk menggugah remaja untuk melawan peredaran informasi yang mengandung unsur kebohongan.

“Sudah bukan zamannya lagi untuk remaja membuat konten yang aneh-aneh. Remaja harus bisa membuat konten inspiratif yang bisa menggugah teman-teman sebaya,” demikian disampaikan Senior Information Specialist, US Embassy (Keduataan Amerika), Indar Juniardi dalam sambutannya.

Menurut Indar, Kedutaan AS di Indonesia memiliki perhatian dan progam untuk remaja di Indonesia. Dia menilai program Fighting Hoax menjadi bagian penting untuk pertumbuhan remaja. Program ini, lanjut dia, menjadi alternative dalam memerangi berita yang mengandung unsur bohong karena remaja dirangsang untuk membuat konten inspiratif.

Program Fighting Hoax disambut gembira oleh Kepala Sekolah MAN Model Sorong, M. Mustafa Buatan. Menurut dia, program ini bisa menjadi bekal anak-anak didiknya untuk menambah pengalaman dan ilmu di luar sekolah. Dia yakin, pembekalan di luar sekolah merangsang murid-muridnya memiliki perspektif lebih luas. “Ingat pengalaman bisa menjadi guru yang luar biasa. Saya berterima kasih ada program ini untuk sekolah kami,”katanya.

Dalam program Fighting Hoax yang melibatkan 50 siswa-sisiwi MAN Model Sorong, mereka diberikan pelatihan mengidentifikasi informasi yang mengandung unsur kebohongan. Mereka juga diajak melihat bagaimana dalam setiap masalah, pandangan orang bisa berbeda-beda. Di salah satu sesi, siswa-siswi diminta menggambar sebuah wadah dengan posisi duduk yang berbeda.

“Kami mengajarkan anak-anak ini agar lebih waspada dan bijak menghadapi informasi yang mengandung unsur kebohongan. Program Fighting Hoax yang bekerjasama dengan Kedutaan Amerika Serikat ini juga mengajarkan anak-anak untuk tak hanya menjadi penikmat konten, tetapi juga pembuat konten inspiratif. Apalagi Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat menarik,” ujar Project Leader Program Fighting Hoax, Lita Hariyani.

Dalam pelatihan, ada materi pembuatan video sederhana, praktek membuat konten video dan cerita sederhana di lingkungan masing-masing serta mengenal media sosial secara positif. Materi membuat konten inspritaif disampaikan Maulana M. Syuhada, pegiat pendidikan remaja yang juga pembimbing tim Muhibah Angklung. Agus Prijatno, kamerawan dan produser yang berpengalaman mengisi kelas mengenal kamera dan membuat video sederhana. Dana Paramita mengajarkan bagaimana tampil di depan kamera dan memulai cerita dalam sebuah video.

Lita menambahkan, sepanjang mengikuti Program Fighting Hoax di tahun 2019 ini, antusiasme peserta cukup tinggi. Selain di Sorong, Program Fighting Hoax ini juga digelar di Makassar dan Sidrap. Setidaknya ada 150 siswa-siswi yang mengikuti program ini. Dia berharap, dari 150 orang peserta, virus membuat cerita inspiratif bisa menyebar di daerah-daerah tersebut. (fa/pr)

Program hoax pendidikan sorong hoax